Day 12: Senin, 25 Februari 2013
Boleh lah hari-hari
kemarin kami ketawa-tawa. Tapi hari ini, sebaliknya.
Kami berlima check out dari hotel pukul 03.45. Mana
sempat saya mandi. Emang sengaja sih, toh nanti jam 7 sampe rumah, hehe. à Alibi males mandi,
masih dingin. Jadwal keberangkatan pesawat saya pukul 06.00 WITA, sedangkan
Hurin pukul 10.00. Karena check-in paling
lambat 90 menit sebelum jadwal keberangkatan, maka pukul 04.30 mau tidak mau
kami harus sudah sampai bandara.
Saya sangat
berterima kasih pada Dede. Sang fotografer ini yang mengurus koper dan
ranselku, membawakannya ke motornya. Sampai tiba di bandara pun, dia yang
membawakan dengan trolley. Sampai
akhirnya, pukul 04.15, kami sudah sampai di depan pintu pemeriksaan tiket. Dede
pun menghentikan trolley, disusul
Hurin, Bli Yudi, dan Adrin. Kami sejenak hening, sampai akhirnya saya angkat
bicara, “udah nih, sampai sini aja?” Mereka bingung.
“Ya udah, Puk.
Silakan”
Saya tengok
ruangan di dalam, saya toleh ke mereka berempat. Tengok lagi ke dalam, toleh
lagi ke mereka. Saya pandangi wajah mereka satu per satu. Tiba-tiba, mata ini
banjir secara otomatis.
“Kapan kita
ketemu lagi???” aku benci sama peristiwa ini.
“iya Puk, besok
pasti kita ketemu lagi kok.” Jawab Dede.
Saya menarik
nafas panjang, harus sabar sama ujian perpisahan yang diberikan oleh Allah ini.
Kalo mau heroik, saya bisa saja membatalkan penerbangan ini dan ingin tinggal
lebih lama di Bali. Tapi enggak, Puk. Temen-temen BEM KM menanti di Jogja.
“Semuanya,
makasih banyak ya. Mohon maaf kalo selama ini ada salah. Hmmm, Dede baik
banget. Bli Yudi, sampai jumpa. Adrin juga. Hurin, sampe ketemu di UGM. Suksma.”
“Om santi santi om, Dede dan Bli Yudi. Assalamu’alaikum, Hurin dan Adrin.”
Saya pun
mendorong trolley masuk ke ruangan
pemeriksaan tiket. Begitu sampai di dalam, saya tengok ke belakang. Mereka
masih memperhatikan saya. Kami pun melambaikan tangan. Saya kemudian shalat
shubuh di mushola Gate 17. Saya mendapatkan SMS dari Dede dan Hurin, hati-hati
katanya. Sampai pesawat sudah di atas awan, saya mau tidur, tapi nggak bisa.
Tiba-tiba terbayang wajah mereka. Yah, nerocos lagi.
Dede, Genbi Undiksha |
ki-ka: Akang Oki (UIN), Mas Niki (UGM), Adi (UIN), Dede (Undiksha), Alit (Undiksha), Dewa (UNS) |
Bli Yudi "Doraemon" dan Hurin "Dorami" |
Genbi Undiksha: ki-ka: Alit, Taris, Dede, Mei |
Apakah
ceritanya sampai di sini? Tidak. Saya mendarat di Bandara Adisucipto pukul
06.20 WIB. Saya buka hp, ada SMS dari Mbak Tya: “Nok, pesawate jam 6 pagi apa 6
sore?” Masya Allah, ternyata miskomunikasi nih. Padahal kemarin saya sudah
bilang kalau pesawatnya Senin pagi jam 6 WITA. Ya sudah, Mas Ucik dan ibuk
langsung menjemputku di bandara. Padahal, jarak rumah dengan bandara itu satu
jam! Semedi dulu, ah.
Yeah, itu tadi
catatan perjalanan Bali-Lombok saya. Kalau kata Pramudya Ananta Toer, tulisan
itu abadi. Tulisan akan selalu dikenang meskipun penulisnya menghilang. Saya
tidak ingin kenangan Pelantara ini hilang begitu saja. Dengan hilangnya
kenangan ini, sama saja saya melupakan sahabat-sahabat baru saya ini beserta
kebaikan-kebaikan yang telah mereka lakukan. Maka dari itu, saya menuliskannya.
Ya Allah,
eratkan terus tali silaturahmi di antara kami. Berikanlah kami kesempatan untuk
berjumpa kembali. Lindungi kami semua, Ya Allah. Aamiin.
Nyanyi dulu ah.
Bersama rinduku walau kita jauh, kawan ..
Suatu saat di Kuta Bali..
Jalannya miring kok kayak kepiting
Cak uwoo uwoo... Cak uwoo uwoo...
-The End-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar