Rabu, 27 Februari 2013

The Diary of Pelantara (4)


Day 6 : Selasa, 19 Februari 2013

Agenda hari ini adalah bakti sosial. Semua peserta dibagi dalam 3 kelompok, yaitu kelompok pembagian sembako, kelompok pembagian buku, dan kelompok peresmian tugu. Sebenarnya anggota Genbi sudah membagi menjadi dua kelompok. Namun karena instruksi dari TNI, kami tetap tergabung dalam satu kelompok untuk membagi sembako.


Daerah pembagian sembakonya ternyata cukup jauh dari lokasi perkemahan. Maka, kami menumpang bis Pemkab Lombok dan mobil-mobil TNI AL dengan berdesak-desakkan. Demikian juga dengan kelompok lain karena jaraknya juga cukup jauh. Daerah tujuan kami ini adalah daerah nelayan di sebelah selatan. Rumahnya masih tradisional, dinding kayu, dan bertingkat. Namun, bertingkatnya tidak seperti rumah panggung di Kalimantan atau Sumatera.

Keceriaan bersama anak-anak Lombok saat baksos


Saat Baksos, kami dikasih jagung putih rebus yang enak sama warga!

Sepulang dari bakti sosial, sekitar dhuhur. Hwah, panasnyaaa.... Kami pun beristirahat sebentar di panggung utama sambil menikmati angin pantai yang sepoi-sepoi. Tiga jam lagi, kami mengisi materi tentang beasiswa BI. Waduh, terhormat juga ya jadi pemateri, haha.

Pukul 16.00, anak-anak Pramuka dibagi menjadi 10 kelompok. Tiap kelompok dipandu oleh 2-3 orang anak Genbi. Kami mengisi materi di sini. Kami berikan motivasi pada mereka agar tetap rajin belajar, dan jangan pernah takut untuk bermimpi. Kebetulan, di kelompok saya ada anak Sumbawa. Mereka tentunya sudah pernah menonton film “Serdadu Kumbang”. Dalam film itu diceritakan bahwa sekecil apapun kita, jangan takut untuk bermimpi setinggi-tingginya. Usahakan pendidikan sampai kuliah. Masalah biaya, Allah sudah mengaturnya. Banyak beasiswa yang bisa didapatkan, salah satunya adalah beasiswa BI. Kami juga bilang bahwa menjadi seorang terpelajar tidak boleh hanya memikirkan diri sendiri, tapi juga orang lain. Jadilah bermanfaat untuk orang lain. Hal ini sudah dilakukan oleh Genbi dengan mengadakan program Desa Binaan. Bakti sosial yang dilakukan tadi juga termasuk salah satu kegiatan agar kita menjadi bermanfaat untuk orang lain.

Ada juga yang menarik dari forum tersebut. Salah satu anak Pramuka dari Kontingen Jawa Barat bertanya pada saya, sudah pada tingkat apa saya di Pramuka. Saya menjawab bahwa saya hanya sampai Penggalang. Pada waktu SMA tidak lanjut lagi karena sudah ikut Pecinta Alam. Namun, saya masih sering diminta oleh SMP saya untuk melatih Pramuka SMP dan dua kali diajak kemah. Anak Pramuka tersebut mengkritiknya. Sesuai UU Kepramukaan, pelatih atau pembina Pramuka seharusnya berpangkat minimal Pandega atau telah mengikuti KMD. Namun, SMP saya meminta saya menjadi pelatih karena memang di SMP saya kekurangan pelatih. Wah, pinter juga nih anak Pramuka.

Setelah materi tadi, kami nongkrong di pinggir pantai sambil foto-foto.

Jump up, guys!

Malam lagi, pentas seni lagi.

Jangan bosen bacanya ya, hari selanjutnya lebih seru. Perut Anda bisa terkoyak.

The Diary of Pelantara (5), klik:
http://cipukoya.blogspot.com/2013/02/the-diary-of-pelantara-5.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar