Day 3: Sabtu, 16 Februari 2013
Kami bersiap-siap untuk mengikuti
pelepasan peserta Pelantara di Kantor BI. Kami memakai kaos polo Genbi warna
biru dongker plus jas almamater masing-masing. Wah, bis penjemput sudah datang
sejak pukul 5.30 WITA. Padahal langit masih gelap, jalanan masih sepi. Hajar,
gan!
Pukul 6.30 WITA, kami sudah tiba
di kantor BI. Beberapa saat kemudian, perwakilan dari Genbi Universitas
Pendidikan Ganesha (Undiksha) dan Universitas Udayana (Unud) pun datang. Dari
Undiksha ada 12 orang, sedangkan Unud hanya 1 orang. Lengkap sudah, total Genbi
Jogja Solo Bali yang akan berangkat Pelantara ini ada 29 orang.
Sebelum pelepasan dimulai |
Pelepasan peserta Pelantara ini
ternyata dimulai molor, yaitu sekitar pukul 8.00. Pelepasannya cukup menarik.
Sama seperti upacara bendera, menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan ikrar
Generasi Baru Indonesia oleh Taris, dan pembacaan doa oleh Adi. Kemudian,
dilanjutkan dengan kata sambutan dari perwakilan BI dari Jakarta yang
menjelaskan tentang pentingnya kita berwirausaha. Saat ini, sudah bukannya
zamannya lagi seorang sarjana ditanya “sudah diterima di kantor mana”, tetapi “sudah
punya bisnis apa”. Dengan semakin banyaknya pengusaha, perekonomian Indonesia
akan naik.
Sambutan selanjutnya adalah dari Perwakilan
dari TNI AL, Kolonel Laut Syahbudi. Kolonel menjelaskan tentang kegiatan
Pelantara yang sudah dijalani oleh para peserta yaitu anggota Pramuka Saka
Bahari sejak dari Jakarta, kemudian apa saja yang mereka lakukan selama di kapal.
Ternyata, mereka diberikan ceramah oleh pimpinan dari lembaga-lembaga terkait,
seperti TNI, Kemenpora, KPK, BKKBN. Kemudian, sambutan selanjutnya saya lupa
dari mana, hehe. Setelah sambutan, dilanjutkan dengan serah terima secara
simbolik oleh perwakilan dari BI kepada Kolonel Laut Syahbudi sebagai tanda
bahwa kami telah dilepas oleh BI untuk mengikuti Pelantara. Setelah itu,
sarapan pagi bersama, dan ehem..pembagian uang saku. Oya, kami juga memilih ketua kelompok ini, dan terpilihlah Oki dari UIN Sunan Kalijaga Jogja yang medhok Sundanya kentel pisan, euy!
Kami ber-29 pun meninggalkan kantor
BI pukul 11.00 WITA menuju Pelabuhan Benoa. Di sana telah ada KRI Surabaya-591
yang ditambatkan di pinggir dermaga. Wah, ramai sekali. Dari kapal itu,
anak-anak Pramuka yang berjumlah kurang lebih 500 orang berbondong-bondong
turun. Rupanya, mereka sedang ada kegiatan wisata di Bali, seperti Tanah Lot,
Sanur, dll. Kemudian, kami dipersilakan untuk naik ke KRI setelah anak-anak
Pramuka turun.
Anak-anak Pramuka yang turun dari kapal untuk wisata di Bali. |
Kami disambut oleh Kak Eben dan... (saya lupa namanya) yang
memberikan pengarahan tentang KRI Surabaya-591, seperti hal-hal yang harus kami
patuhi selama berada di kapal. Setelah itu, kami dipilihkan kamar untuk tidur.
Yang cewek sih enak, di dalam kamar. Tapi yang cowok? Selamat! Tank deck! Haha.
Namun, toilet dan kamar mandi di sini saya rasa tidak representatif. Hipster
banget, bro! Kamar mandinya terbuka semuanya! Masih mending yang ada di kamar
mandi VVIP, ada tirainya satu-satu.Tapi asiknya, ada panggung musiknya. Alat musiknya lengkap: gitar elektrik, gitar akustik, bass, dram, dan keyboard. Kemudian, kami makan siang dengan menu ayam
dan sayur. Kami juga diberi kaos seragam lagi dan topi.
Pukul 17.00 WITA, kami bersama
anak-anak Pramuka harus berkumpul di helideck untuk melaksanakan upacara
pemberangkatan. Sesaat kemudian, kapal sudah berlayar. Tujuan akhir pelayaran
ini: Pelabuhan Labuhan Haji, Lombok Timur. Beberapa saat setelah itu, kami
didatangi oleh Bu Riana dari TNI dan Bu Wulan dari tim kesehatan TNI. Mereka membagi
pengalaman serta wejangan-wejangan untuk kami.
Suasana setelah upacara pemberangkatan di heli deck. Itu Bu Riana & Bu Wulan |
Wow! Mual sekali rasanya ketika kapal sudah berlayar. Berjalan
pun rasanya kayak orang mabuk, terhuyung-huyung. Yang paling lucu adalah ketika
shalat jama’ maghrib-isya’. Berdiri tegak rasanya sulit. Badan ini seperti
terombang-ambing. Setelah shalat isya’, kami makan malam dengan menu ikan dan
sayur. Kemudian, ada sesi materi dari TNI tentang Maritim Indonesia. Wah, tapi
ombak ini enak banget mengayun kami, berasa seperti dinina-bobokkan. Alhasil,
saya pun nggak ngerti apa yang disampaikan oleh pemateri karena tidur.
Pemateri dari TNI AL |
Day 4: Minggu, 17 Februari 2013
Kami bangun, shalat shubuh, mandi
dan mengenakan kaos seragam warna cokelat dan sarapan dengan menu telur dan
sayur. Tahukah Anda, ternyata menu makan di kapal ini sudah pasti. Pagi: telur,
siang: ayam, malam: ikan. Semuanya ditambah sayur berkuah. Sepertinya anak-anak
Pramuka sudah cukup bosan dengan menu ini. Rasanya? Hmmm hambar sih, maklum TNI
bukan chef. Anyway, bersyukur sajalah.
Kami sudah diajak ke sini, ya sudah, jangan protes sama apa yang diberi.
Pagi yang cerah di atas Selat
Alas. Wow! Di seberang sana sudah terlihat Pulau Lombok. Kami pun iseng naik ke
ruangan tempat para ABK bekerja. Kami bertanya apa fungsi dari alat ini, itu,
dsb. Saya juga sempat melihat dengan teropong melihat Pulau Lombok. Wah,
eksotis ternyata Lombok itu!
Inilah ruang nakhoda & ABK |
Kami ingin mengeksplore lagi
kapal ini, melihat tempat yang belum kami jamah. Ternyata ada tempat yang
sangat asik, yaitu haluan depan. Tempat ini persis seperti haluan depan Titanic
yang sangat fenomenal itu. Jelas sekali pemandangan laut dari haluan depan ini.
Subhanallah, laut biru terhampar dengan indahnya. Namun sayang, kami telat,
tidak bisa berkesempatan melihat lumba-lumba di laut ini.
Pukul 09.00, kami diminta untuk berkumpul
di tank deck dan bersiap-siap melabuh di Labuhan Haji. Karena kedalaman laut di
pantai di Labuhan Haji itu cukup landai, kapal sebesar KRI Surabaya tidak bisa
merapat di pinggir dermaga. Maka, KRI cukup berhenti di perairan yang agak
dalam, sedangkan kami para penumpangnya akan diturunkan dengan kapal LCVP dan
LCU (semacam sekoci).
Selama menunggu giliran turun
melalui LCVP, hawa kebosanan pun mulai menyerang kami. Tapi, untungnya ada
hiburan di sekitar kami. Lihatlah, sebagian besar kontingen menyanyikan yel-yel
mereka. Yang paling seru adalah dari Gorontalo. Mereka menyanyi, berjoget
dengan dipimpin oleh seorang pembina yang miriiip sekali dengan Sule. Saya pun
berpikir, apakah orang yang bermuka seperti ini, memang sudah ditakdirkan untuk
memiliki bakat menghibur?
Suasana tank deck. Inilah tempat tidur cowok! |
Pukul 11.00 WITA. Yap! Sekarang
giliran kami dari Genbi untuk turun. Kapal LCVP sudah menunggu di bawah. Kami harus
mengenakan life jacket saat naik
LCVP. Jarak antara KRI dengan pantai Labuhan Haji cukup jauh, sekitar 500
meter. LCVP merapat ke dermaga Labuhan Haji. Serem juga lompat-lompatan dari
LCVP ke dermaga. Tapi untung awak TNI siap menolong kami.
Suasana di LCVP, memakai life jacket |
Alhamdulillah, untuk pertama
kalinya saya menginjakkan kaki di Pulau Lombok. Btw, tapi kok panasnya minta
ampun ya??
Tak perlu berlama-lama, anak-anak
Pramuka langsung mendirikan tenda di bumi perkemahan di pinggir pantai. Kami
dari Genbi justru bingung karena kami tidak pernah diminta oleh BI untuk
membawa tenda atau peralatan kemah lainnya. Saya sendiri juga baru menyadari
kalau ternyata akan ada kemah di Lombok. Saya pikir, kami Cuma berlayar dan
ketika di Lombok, menginap di rumah warga, seperti KKN. Ya sudah, akhirnya kami
diminta untuk menempati tenda TNI.
Masalah selanjutnya datang.
Bagaimana alas tidur kami? Bagaimana lampu penerangannya kalau malam hari? TNI
hanya memberikan pinjaman tenda. Itu saja, tidak lebih. Tapi untungnya, ada
anak Genbi Undiksha, yaitu Indra, meminjamkan kami karpet. Ternyata Indra
rumahnya tidak jauh dari lokasi perkemahan. Wah, terima kasih banyak, Indra!
Ada salah satu dari kami bilang “ini namanya bukan hotel berbintang lima, tapi
hotel beratap bintang-bintang.” Haha.
Karena tenda kami belum kondusif untuk shalat, untuk sementara kami menumpang shalat di tenda tim kesehatan dari Lombok Timur yang juga merupakan bagian dari panitia. Saya berkenalan dengan seorang perempuan perempuan yang baik hatinya lagi cantik parasnya, yaitu Khairi. Dia adalah warga asli Lombok, kuliah di Stikes Lombok Timur kalau tidak salah. Dia mengikuti kegiatan perkemahan ini bersama tim kesehatan Lombok Timur. Khairi inilah yang memperkenalkan saya dengan Lombok. Nanti akan saya ceritakan lagi.
Malam harinya, ada pentas seni di
panggung utama. Memang sudah ada jadwalnya untuk para penampil. Malam pertama
ditampilkan oleh kontingen dari Bali, Lampung, dan Sulawesi Barat. Kontingen
dari Lampung cukup menghebohkan nih. Mereka menampilkan Tari Gajah, kemudian di
akhir penampilan, jadi modern dance.
Bayangkan, dengan kostum tradisional, njoget modern dance! Semua peserta tumpah ruah di sini saat pentas seni.
Hmmm, memang di sini sudah seperti miniaturnya Indonesia. Peserta dari Sabang
sampai Merauke ada.
Lanjut baca, akan berasa 'lebih Indonesia' -> The Diary of Pelantara (3), klik:
http://cipukoya.blogspot.com/2013/02/the-diary-of-pelantara-3.html
Lanjut baca, akan berasa 'lebih Indonesia' -> The Diary of Pelantara (3), klik:
http://cipukoya.blogspot.com/2013/02/the-diary-of-pelantara-3.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar