Kamis, 28 Februari 2013

The Diary of Pelantara (7)


Day 9: Jumat, 22 Februari 2013

Tepat pukul 6.30, peluit panjang KRI dibunyikan, tanda waktu istirahat malam sudah selesai. Saatnya untuk beraktivitas. Saya bingung antara mau mandi atau tidak, soalnya ilfeel sama kamar mandinya. Ya sudah, yang penting cuci muka dan gosok gigi aja sudah, hehe. Setelah itu kami sarapan. Apa menu sarapan pagi? Telur. Alhamdulillah, tetap harus bersyukur.


Setelah sarapan, saya ‘ngisis’ sebentar di deck heli, mencari udara segar pagi ini sambil melihat pemandangan Gunung Rinjani yang gagah di seberang sana. Saya dapat kabar bahwa ternyata kapal ini baru mulai berlayar jam 3 dini hari tadi, dan sekarang baru sampai di sebelah utaranya Pulau Lombok, yaitu Laut Flores. Rute kepulangan ini berbeda dengan rute saat berangkat. Saat berangkat, kami melalui sebelah selatan Pulau Lombok. Namun pulangnya, kami melalui sebelah utara Pulau Lombok.

Bosen juga di heli deck. Akhirnya saya dan Dede pindah ke haluan depan. Kemudian, kami bersama sebagian besar anak-anak Genbi rapat kecil di haluan depan ini. Kami membicarakan tentang rencana kepulangan menuju Jogja dan plesir keliling Bali. Saya dan Hurin sudah booking tiket pesawat, jadi tidak perlu khawatir. Sementara, teman-teman yang lain ingin naik bis. Setelah rapat, banyak yang merasakan mual dan pusing. Mereka pun kembali ke kamar. Memang, ombak kali ini lebih besar daripada saat berangkat. Akhirnya, beberapa dari kami muntah-muntah. Bahkan, saya juga mendengar kabar bahwa ada juga koAL yang muntah. Loh, bukannya sudah biasa di KRI ya? Hehe

Tapi saya ingin tetap di haluan depan ini, ditemani oleh Dede, Akang Oki, Bli Aji, Bli Yudi, Diah, dan Shiva. Alhamdulillah saya tidak merasa mual. Saya sangat menikmati perjalanan pulang ini. Saya rasakan setiap angin laut yang berhembus, saya perhatikan Pulau Lombok di seberang sana yang semakin terlihat kecil. Eh, lihat! Itu ada tiga “gundukan tanah”. Pulau apakah itu? Ternyata itu adalah gugusan Pulau Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Wah, itu adalah pulau impian saya. Kapten, mampir Gili Trawangan, please!! Sayangnya, Cuma lewat, hehe. Suatu saat nanti saya ingin ke sana. Berkeliling pulau naik sepeda, atau menikmati keindahan bawah laut dengan snorkeling. 

Subhanallah!

Rasanya mata ini susah beranjak dari laut. Subhanallah, dzikir dalam hati tak pernah berhenti. Betapa indah ciptaan-Nya. Makanya, saya tidak ingin menghabiskan pagi ini di kamar. Kesempatan langka bisa menikmati pagi ini di haluan depan KRI Surabaya. Saya pun bilang ke Dede dkk: “Sumpah, aku jatuh cinta sama laut”. Suatu saat, saya pengen berlayar lagi! Kalau ada Pelantara III, boleh nggak ya ikut lagi?

Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 11.00. Haluan depan semakin panas terpapar sinar matahari. Kami pun masuk ke deck masing-masing dan makan siang dengan menu: ayam. Karena ini adalah hari Jumat, maka bagi yang laki-laki harus menunaikan shalat Jumat di heli deck.

Pukul 16.00, KRI sudah merapat di Pelabuhan Benoa Bali. Genbi turun di sini. Adapun kontingen lain belum turun karena masih ada kegiatan. Untuk kontingen Bali, mereka belum diperbolehkan turun. Adapaun kontingen lain baru debarkasi di Surabaya.

Bis penjemput dari BI sudah menunggu kami di pinggir dermaga. Sebelum meninggalkan KRI, kami berpamitan dengan para ABK, terutama Kak Eben, Kak Faizal, Kak Holand yang sudah membimbing kami. Terimakasih atas segala pelajaran dan pengalaman yang telah diberikan. Maaf sudah merepotkan di KRI. Kami sempatkan untuk foto bersama. Dan sedihnya, kami harus berpamitan dengan anak Undiksha yang kemungkinan besok tidak bisa ikut plesir, seperti Tara, Bayu, dan Olif. Kasihan Tara, sejak di perkemahan sakit panas. Semoga cepat sembuh, Bli.

Betapa gagahnya kapal ini

Bli Tara, Genbi Undiksha


Tujuan kami selanjutnya adalah Hotel Dermawan, seperti saat kami menginap seminggu yang lalu. Di dalam bis, canda-tawa pun terlontar. Ah, moment terakhir yang sulit untuk dilupakan. 

Next: Trip around Bali. The Diary of Pelantara (8). Klik:
http://cipukoya.blogspot.com/2013/02/the-diary-of-pelantara-8.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar