Minggu, 19 September 2010

Enaknya Jadi Anggota Dewan

Bagi yang ingin pergi ke luar negeri gratis, jadilah anggota dewan. Bagi yang ingin punya rumah mewah gratis, jadilah anggota dewan. Bagi yang ingin kerja di gedung full facility,jadilah anggota dewan. Anggota dewan, baik anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) maupun Dewan Perwakilan Daerah (DPD), sama enaknya.

Pramuka SMPN 1 Galur di Waduk Sermo.
Cipuk jaket item jongkok
Belum selesai merencanakan pembangunan gedung baru DPR berbentuk U terbalik yang dilengkapi dengan fasilitas spa dan kolam renang, DPR mengirimkan satu tim dari komisi X untuk melakukan studi banding kepramukaan ke Afrika Selatan untuk menyempurnakan RUU Kepramukaan pada hari Selasa (14/9). Sungguh tidak disangka, uang rakyat senilai 795 juta rupiah harus dikeluarkan demi membiayai anggota dewan yang terhormat ke Afrika Selatan untuk belajar pramuka. Kita tidak tahu apa yang mereka lakukan di sana, entah berkunjung ke Soccer City Stadium untuk mengenang kemenangan Spanyol di Piala Dunia 2010 atau ingin sowan ke rumah Nelson Mandela agar Indonesia selalu menghargai pluralisme. Sebagai rakyat, khusnudzon sajalah, mereka belajar pramuka dengan baik kok. Mungkin mereka lupa dasar-dasar kepanduan yang telah diajarkan sewaktu SD.

DPD pun tak mau kalah pelesir ke luar negeri dan memakai uang rakyat. Mereka mengirimkan timnya untuk studi banding tentang sistem parlemen ke Inggris pada hari Jumat (17/9). Mungkin mereka lupa tentang pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang telah diajarkan di SMA. Atau bagi yang lulusan fakultas hukum, mereka lupa tentang mata kuliah Hukum Tata Negara yang telah diajarkan oleh dosen mereka. Khusnudzon sajalah, demi parlemen Indonesia yang lebih baik, izinkan mereka pergi ke Inggris.


Adapun yang masih hangat untuk diperbincangkan adalah rencana pembangunan rumah aspirasi yang diusulkan oleh DPR, ditiru pula oleh DPD. DPR meminta uang untuk pembangunan rumah aspirasi di daerah pemilihan masing-masing sebesar 122 miliar. DPD meminta rumah aspirasi masing-masing sebesar 30 miliar untuk setiap provinsi. Namun, apakah lebih baik jika mereka merogoh kocek sendiri untuk membangun rumah aspirasi di daerah mereka, daripada membuang APBN? Mereka kan sudah kaya, sudah mempunyai penghasilan sendiri yang bahkan bisa digunakan untuk membangun puluhan rumah. Dan agar lebih hemat, mereka bisa membuka pintu rumahnya untuk mendengarkan aspirasi masyarakat. Namun khusnudzon sajalah, uang mereka sudah habis untuk kampanye pemilu legislatif 2009 lalu.


Sebagai rakyat, sekali lagi kita harus khusnudzon dengan rencana mereka membangun gedung baru senilai 1,6 T itu. Mereka telah bekerja keras memperjuangkan nasib rakyat. Berilah mereka waktu sebentar untuk relaksasi, merasakan nikmatnya spa dan segarnya berenang di kolam renang yang telah dibayar oleh rakyat.

Khusnudzon, khusnudzon, dan khusnudzon. Betapa pemaafnya bangsa ini. Anggota dewan sih enak, tinggal memakai APBN sesuka hati, toh mereka mempunyai fungsi budgeting. Namun, segampang itukah kita membiarkan anggota dewan bepergian ke luar negeri seenaknya dengan memakai uang rakyat dalam kemasan “studi banding”? Ingat, sebagian besar rakyat Indonesia bukan orang kaya yang berpajak tinggi. Banyak rakyat Indonesia yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Mereka membayar pajak rendah. Namun, serendah apapun pajak mereka, jumlah pajak itu cukup tinggi bagi mereka.

Rencananya, gedung baru DPR seperti ini, gan!
Belajar kepramukaan di Afrika Selatan memperlihatkan betapa DPR tidak mempunyai urgensi agenda. DPR juga sering cuci tangan tentang rencana mereka membangun gedung baru. Kemarin mereka sangat menginginkan gedung yang lebih luas dan nyaman, sekarang mereka berkata bahwa mereka orang politik yang tidak tahu menahu tentang fungsi teknis dari gedung baru itu. Betapa pandainya mereka berkelit. Lagi pula, jika wacana pemindahan ibukota benar terjadi, bukankah membangun gedung parlemen baru senilai 1,6 T merupakan suatu pemborosan besar?

DPD pun seperti tak mau kalah menggunakan uang rakyat. Mereka latah pelesir ke luar negeri dan membangun rumah aspirasi di daerah. Seharusnya, anggota DPD yang baik adalah yang lebih banyak tinggal di daerah untuk mendengarkan aspirasi rakyat di daerah dan kembali ke pusat saat bersidang dan menyampaikan aspirasi rakyat dari daerah. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Mereka hanya ke daerah pada saat liburan. Mereka juga tak mau kalah memperebutkan kursi ketua MPR dan meminta kekuasaan lebih yang dimiliki oleh DPR. DPD merasa seperti anak tiri.


Wahai wakil rakyat, kalian sungguh beruntung mendapatkan yang kalian inginkan. Namun, bijak-bijaklah menggunakan uang!

Minggu, 12 September 2010

Pembakaran Al Quran: Sebuah Tindakan Tidak Beradab

Tragedi 9/11
Awal Ramadhan, dunia digemparkan oleh wacana pembakaran Al Quran yang sedang direncanakan oleh sebuah gereja di Florida, Amerika Serikat, Dove World Outreach Center. Mereka akan melaksanakan aksinya pada tanggal 11 September 2010, sebagai peringatan tragedi 9/11. Lalu apa hubungannya dengan Al Quran, kitab suci agama Islam? Mereka menganggap bahwa Islam adalah biang dari tragedi 9/11 itu. Menurut mereka pula, Islam adalah agama teroris. Selain itu, mereka juga tidak setuju dengan pembangunan pusat Islam di Ground Zero, dua blok dari bekas WTC.

Miris, mendengar pernyataan mereka. 11 September 2010 adalah hari kedua Idul Fitri 1431H, hari raya bagi umat Islam. Mereka akan menodainya! Mereka akan merusak hari bahagia kita! Lebih parah adalah ketika bulan Ramadhan hampir berakhir, berita itu semakin kencang beredar. Terry Jones, pastor dari Gereja Dove World Outreach Center semakin mantap dengan rencananya. Dia dan jamaahnya akan memulai aksinya pukul 18.00 waktu setempat. Bahkan fakta juga menyebutkan, aksi mereka ini didukung oleh donatur yang pro-Israel. Jadi, sudah jelas siapa yang menjadi dalang acara ini. Reaksi dunia pun bermunculan. Kecaman, hujatan, kritikan, demonstrasi membanjiri Terry Jones dan umatnya. PBB dan Presiden AS, Barack Obama pun mengimbau mereka agar tidak melanjutkan rencana itu. Namun, Jones tetap tak bergeming. Dia akan membatalkan rencananya, asalkan Imam Feisal Abdul Rauf, pemrakarsa proyek pembangunan pusat Islam mau memindahkan lokasi proyeknya, jauh dari New York.

Imam Abdul Rauf dan Terry Jones
Ya Allah, setan jenis apakah yang meracuni pikiran mereka sampai mereka berani menentang-Mu? Mereka sepertinya ingin merasakan penderitaan pasukan Abrahah yang dihujani kerikil dari neraka oleh Allah karena ingin menghancurkan ka’bah. Sekarang versi yang lebih modern, pembakaran kitab suci Al Quran, kitab yang turun pada bulan Ramadhan. Ketika bulan Ramadhan 1431H berakhir, orang kafir Amerika ingin membakarnya. Namun, Allah telah berjanji bahwa Dia akan melindungi Al Quran sampai hari kiamat. Dan ternyata benar. Sungguh berita gembira, Jones membatalkan aksinya! Serta, tak ada kesepakatan antara Jones dan Imam Abdul Rauf tentang proyek pembangunan pusat Islam. Jadi, pembangunan pusat Islam tak akan pindah. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

Namun, umat Islam sedunia belum bisa tersenyum sepenuhnya. Ada lagi kelompok lain yang lebih ekstrem, menyobek beberapa lembar Al Quran di depan Gedung Putih! Hanya ada 6 orang yang ikut dalam demonstrasi itu, namun mereka sangat radikal dalam memerangi Islam. Mereka tidak suka ayat Al Quran yang ingin memerangi Yahudi dan Nasrani. Mereka sebenarnya hanya salah paham terhadap Al Quran dan hanya ingin mencari sensasi. Tak ada yang menduga memang, akan ada serangan terhadap Islam dalam bentuk selain pembakaran Al Quran. Ya, kita telah kecolongan. Tidak ada yang mencegah mereka, polisi yang menjaga saja hanya mengawasi jika terjadi kerusuhan.

Sungguh itu suatu tindakan yang tidak beradab. Tindakan mereka justru membuat Amerika Serikat semakin buruk di mata dunia. Mungkin mereka sok benar. Mereka pintar memainkan  emosi para korban tragedi 9/11 agar memusuhi Islam. Dengan aksi pembakaran dan penyobekan Al Quran itu, akan membuat dunia terbuka dan memandang Islam adalah agama teroris. Tapi lihatlah, yang mereka lakukan itu justru membuat mereka sendiri dibenci dunia. Hal ini sesuai dengan yang terdapat dalam Surat Baqarah 11-12:
Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,” mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar

Bayangkan! Amerika Serikat, negara yang menjadi kiblat demokrasi dan penghargaan penuh terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), tidak dapat melindungi HAM kaum muslim di sana. Amerika Serikat, negara yang sangat menjujung tinggi toleransi antarumat beragama. Dove World Outreach Center adalah representasi dari kelompok yang menentang perbedaan dalam agama. Mereka hanya men-generalisasi keburukan dari Islam, padahal dalam Islam tidak pernah diajarkan tentang keburukan. Mereka menganggap bahwa semua orang Islam adalah teroris, padahal tidak demikian. Islam adalah agama yang cinta damai, menjaga penuh hubungan antarumat beragama. Namun, ketika Islam dinodai, wajib bagi umat muslim untuk terus membelanya hingga titik darah terakhir.
“Sesungguhnya semua muslim itu bersaudara”, demikian sabda Rasulullah SAW. Ketika kaum muslim di AS berteriak, reaksi kaum muslim di seluruh dunia pun hadir.

Al Quran adalah kitab yang maha sempurna karena menyempurnakan kitab-kitab yang telah diturunkan oleh Allah sebelumnya. Seperti asas perundang-undangan: “Lex posteriori derogat legi priori” (Undang-undang yang baru mengalahkan undang-undang yang lama). Maka, sejatinya, kita harus percaya kepada isi Al Quran. Juga, tetap harus percaya pada kitab-kitab sebelumnya, Zabur, Taurat, dan Injil. Namun, yang wajib kita laksanakan adalah perintah dari Al Quran, sebagai konsekuensi dari membaca dua kalimat syahadat. Jika mengakui Muhammad sebagai rasul Allah, kita wajib mengimani Al Quran, kitab yang diwahyukan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Kita juga wajib menjaganya, jangan sampai ada oknum tertentu yang menodainya.

Menanggapi aksi penghinaan terhadap Al Quran di Amerika itu, wajib bagi kita untuk mengecamnya. Namun, cukup dari sini saja, tidak perlu terbang ke Amerika untuk menghalau aksi mereka. Saat ini pun bisa kita lakukan, yaitu dengan berdoa kepada Allah agar mereka menyadari bahwa tindakan mereka salah dan jika benar terjadi, semoga Allah memberi mereka hukuman. Yakinlah, Allah telah berjanji bahwa Dia akan melindungi Al Quran sampai hari kiamat. Namun, kelompok radikal seperti mereka sangat sulit untuk dinasihati. Biarlah Allah saja yang menghakimi mereka. Manusia vs Allah SWT????? Berani??? Wallahu’alam bissawab.

Jumat, 10 September 2010

Idul Fitri Seru 1431H (part 2)


Rute takbir keliling kali ini lebih jauh daripada biasanya. Maka, para orang tua harus bersedia untuk menggendong anak-anaknya. Kami, panitia, juga lumayan repot. Kami harus membagikan makanan, apalagi untuk anak-anak kecil yang suka rewel, ada tantangan tersendiri. Setelah takbiran, kami membersihkan masjid dan bersiap untuk takbir keliling yang lebih seru untuk pertama kalinya, ikut takbiran sampai Bantul naik pick up rame-rame. Memang untuk pertama kalinya, karena pada takbiran sebelumnya, kami hanya takbir keliling jalan kaki keliling kampung. Namun kali ini, kami naik kendaraan sampai Bantul, tapi yang ikut hanya yang mau saja, karena waktu sudah pukul 22.00. Karena ini kesempatan langka, saya pun ikut. Kami membawa 2 pick up. Yang satu untuk membawa anak-anak perempuan, yang satu untuk membawa anak laki-laki dan alat-alat tetabuhan. Yang tidak ingin naik pick up, naik motor sendiri. Kami berangkat beramai-ramai seperti pawai. Kami seolah bersaing dengan rombongan kampung lain yang juga membawa alat-alat tetabuhan sambil bertakbir. Jalan Srandakan sangat ramai ketika malam takbiran. Semua berlomba mengagungkan asma Allah. Juga ada pesta kembang api.

Yang paling lucu sepertinya rombongan dari Srandakan. Betapa tidak. Rombongan lain bertakbirnya dengan rebana atau tabuh yang bernuansa islami. Namun, bukan  orang Srandakan kalau tidak nyeleneh. Kami malah membawa tetabuhan reog. Mau bagaimana lagi, hanya ini yang kami punya, haha. Mungkin orang berpikir, ini mau takbiran apa nge-reog? Yah, yang penting esensi dari takbiran tidak hilang, yaitu mengagungkan asma Allah. Sepanjang perjalanan, antara rombongan satu dengan yang lain saling bersaing. Jalanan sangat ramai, begitu meriah. Kendaraan pun membawa kami menuju Lapangan Paseban, Bantul. Namun, kami tidak berhenti di Lapangan Paseban karena penuh sesak. Jadi, kami hanya berhenti di lapangan parkir depan Kantor Polres Bantul. Kami berpesta kembang api di sini. Dar-der-dar-der!!!!! Pletok-pletok-pletok!!!!! Dari tempat kami berhenti, kami menikmati fireworks yang dinyalakan orang-orang yang ada di Lapangan Paseban. Subhanallah, indahnya...... Kami pun tak mau kalah, kami juga punya fireworks sendiri meski tak sebagus mereka, hehe .. Semua orang larut dalam kegembiraan. Moment ini memang seperti perayaan tahun baru. Namun bedanya, sebagian besar orang  berbaju koko dan berjilbab, atau setidak-tidaknya berbaju yang bernuansa Islam sambil bertakbir. Malam ini adalah malamnya umat Islam. Setelah capek, kami pulang, pukul 24.00.

Pagi harinya, saya sempat kecewa karena harus menghadapi kenyataan bahwa saya tidak bisa ikut shalat Ied di Lapangan Kedungbule karena ‘berhalangan’. Ya sudah, saya pun membantu anak perempuan Srandakan yang bernasib sama untuk menyiapkan makanan untuk syawalan se-Srandakan. Memang sudah kesepakatan bersama, siapapun yang berhalangan tidak bisa ikut shalat Ied, harus mempersiapkan makanan dan minuman untuk syawalan di Balai Desa, agar ketika orang-orang datang dari shalat Ied, suguhan makanan dan minuman sudah siap. Miris memang, bayang-bayang shalat Ied di Lapangan Kedungbule yang penuh kegembiraan berkumpul bersama warga kampung lain, yang sudah di depan mata, harus pupus. Mengutip kata-kata dari buku Dalam Dekapan Ukhuwah, “Kami tidak tahu ini rahmat atau musibah, kami hanya berprasangka baik kepada Allah.” Saya pun mengambil sisi positifnya. Memang benar. Ketika Jalan Srandakan sangat sepi, saya mempunyai kesempatan untuk foto di Bundaran Srandakan. Asyik, nambah koleksi foto profil Facebook, hehe. Jarang sekali Bundaran Srandakan sesepi ini.

Syawalan ini sangat menyentuh hati siapapun yang punya salah. Namun, hanya dianggap ritual tahunan biasa bagi yang sombong dan merasa tidak punya salah. Kami jarang berpelukan sambil meminta maaf pada sesama tetangga (perempuan dg perempuan dan laki-laki dg laki-laki tentunya). Warga Srandakan dari semua golongan, pria-wanita, muda-tua, kaya-miskin, ndhuwuran-ngisoran, dari RT 01-08, juga jarang berkumpul dalam satu tempat dan satu waktu, meninggalkan segala aktivitas sehari-hari. Namun di sini, kami disatukan Allah SWT dalam sebuah acara bernama SYAWALAN WARGA SRANDAKAN.

Setelah Syawalan Srandakan, saya sekeluarga ke rumah simbah kakung. Di sana, kami berkumpul dengan keluarga besar. Namun, ini hanya halal bihalal biasa, bukan syawalan. Syawalannya besok tanggal 5 Syawal. Setelah itu, kami nyekar ke makam Mbah Putri, simbah yang sangat kucintai, hiks .. Kemudian, kembali halal bihalal ke rumah simbah yang di Kulon Progo. Ada yang menarik untuk diperhatikan. Dari rumah simbah-simbah yang kami kunjungi, suguhan yang pasti ada adalah: sirup dan wafer stick yang sering disebut astor. Setelah sampai di rumah sekitar pukul 11.30, saya langsung tepar tidur karena kecapekan. Ini juga untuk refill energi karena pasti malam hari rumah saya kedatangan tamu. Dan ternyata benar.
ki-ka: Mbak Ria, Dek Niken, Cipuk, Mbak Catur

Cipuk Wulan Adhasari, dengan seluruh jiwa dan perasaan, memohon maaf atas segala kesalahan, kesombongan, kealpaan, dll yang zhahir maupun batin, yang disengaja maupun tidak.
Taqabalallahu minna wa minkum, ja’alallahu minal aidin wal faizin.
Selamat Idul Fitri 1431H.

Idul Fitri Seru 1431H (part 1)


Yogyakarta, 1 Syawal 1431 H

Allahuakbar..Allahuakbar..Laa illaha ilallahu allahuakbar. Allahuakbar walillaahilmamdu.
Sebuah kalimat takbir yang agung dan penuh makna. Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar. Allah Maha Besar, untuk Allah segala pujian. Takbir yang memecah keheningan malam. Takbir yang menggema indah di setiap sudut kota yang berpenduduk mayoritas muslim, diserukan oleh orang-orang yang ikut menjadi pelaku peraih kemenangan besar. Kemenangan hakiki atas segala yang telah diusahakan selama satu bulan penuh. Kemenangan yang membuat manusia suci kembali, seperti bayi yang baru dilahirkan.

Sebulan penuh kita berpuasa, menjaga nafsu, menjaga perut, mulut, mata, telinga, hati, dan pikiran dari hal-hal yang tidak dibolehkan.  Sebulan penuh kita merasakan prihatin dengan berlapar-lapar dan berhaus-haus. Sebulan penuh kita meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah serta  aqidah kita. Sebulan penuh kita bertadarus karena Bulan Ramadhan identik dengan turunnya Al Qur’an untuk pertama kali. Sebulan penuh kita menyucikan harta dengan berzakat. Sebulan penuh kita beristigfar karena ada kesempatan bagus untuk mendapatkan ampunan-Nya. Sebulan penuh kita belajar untuk menjadi lebih arif. Kini kita mendapatkan award kita.

Setelah berbuka puasa pada tanggal 30 Ramadhan, rasa syukur yang tidak terkira terus dilantunkan kepada Allah swt, atas kemenangan yang telah Dia berikan. Begitu sayangnya Allah pada umat-Nya, sehingga Dia memberikan pelatihan khusus selama sebulan dengan bonus pahala di sana-sini. Jika Dia tidak sayang pada umat-Nya, pasti tidak ada bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Bulan Ramadhan yang sangat identik dengan bulan puasa adalah bulan untuk berlatih menghadapi segala tantangan di dunia nyata. Rasakan, ketika kita berlapar-lapar, apakah kita mempunyai tenaga untuk marah? Ketika kita diiming-imingi surga, apakah kita akan menghancurkan puasa kita dengan nafsu? Rasakan juga, betapa mereka yang tidak bisa makan enak setiap hari, bahkan untuk mencari sesuap nasi 1x sehari saja susahnya minta ampun. Dengan berpuasa, kita belajar prihatin memahami keadaan mereka. Tantangan selanjutnya adalah penerapan dari rutinitas selama bulan Ramadhan untuk diterapkan kembali di bulan-bulan setelah Ramadhan. Tentu saja, godaan yang akan dihadapi pasti lebih berat.

Ibarat kuliah, Idul Fitri adalah wisuda. Dalam kuliah, kita diberi  materi dan berbagai macam pembelajaran yang akan sangat berguna di dunia kerja nanti. Setelah belajar selama 3 tahun, 4 tahun, atau 5 tahun dst, kita akan diwisuda. Setelah itu, kita akan mandiri, menerapkan ilmu yang telah didapat ketika kuliah. Peranan idealisme pada kuliah dan bulan Ramadhan sangat penting. Jangan sampai kedua momen itu hanya sebagai sebuah peristiwa angin lalu saja. Kuliah tidak hanya masa belajar untuk mendapatkan IP cumlaude, lalu setelah memasuki dunia kerja, lupa pada ilmu yang telah didapat, atau yang lebih parah, ingat ilmunya namun sengaja menyimpang dari ilmu yang telah didapat. Untuk bulan Ramadhan, jangan sampai bulan ini hanya dianggap sebagai ritual tahunan yang terdiri dari 30 hari. Selama sebulan menjadi anak sholeh, namun setelah Ramadhan berakhir, maksiat kembali dilakukan. Semoga kita tidak termasuk orang yang seperti ini. Maka, idealisme sangat penting untuk kita jaga.

Saya seorang muslim, maka saya termasuk orang yang berhak mendapatkan kemenangan jika saya telah melaksanakan pelatihan khusus-Nya selama sebulan. Memang, ibadah saya selama sebulan masih jauh dari sempurna. Untuk besarnya pahala yang saya dapat, wallahualam, saya hanya berprasangka baik kepada Allah.

Perjuangan paling terasa adalah ketika tanggal 30 Ramadhan kemarin. Saya bangun pukul 03.30 untuk bersantap sahur terakhir di bulan Ramadhan 1431 H. Setelah subuhan di masjid, bersih-bersih rumah (kegiatan yang jarang saya lakukan, hehe), mengantar makanan ke tempat simbah kakung, menjaga tempat pengumpulan zakat bersama anak-anak muda Srandakan lain. Kegiatan bersama anak muda Srandakan ini sangat sibuk tapi mengasyikkan. Kegiatan kami akan padat ketika hari raya Islam. Selain menjadi panitia zakat, kami juga mengurusi takbiran, serta syawalan se-Srandakan yang berlangsung setelah shalat Ied. Menjaga zakat cukup repot juga. Kami dibagi dalam dua kelompok, untuk putri tugasnya adalah menampung beras zakat, mencatat, dan yang lebih repot, jika yang diberi bukan beras melainkan uang. Kami sering bingung uang ini untuk zakat maal atau zakat fitrah. Kemudian, menimbang beras zakat ke dalam ukuran ½ kg, 1 kg, dan 2 kg. Tugas untuk anak laki-laki adalah membagikan beras-beras itu kepada warga Srandakan yang kurang mampu. Mereka membagikannya dengan keser (kendaraan seperti gerobak kecil). Ketika anak laki-laki membagikan, anak perempuan masih ada tugas, membungkusi makanan untuk syawalan, menghitung-hitung jumlah makanan dan minuman, bersih-bersih masjid, dan mempersiapkan perlengkapan yang digunakan untuk takbiran. Setelah anak laki-laki selesai membagi zakat, mereka bersih-bersih balai desa Trimurti yang akan digunakan untuk syawalan. Pokoknya sibuk bin sibuk.

Saya sendiri selesai mengurusi zakat dan makanan sekitar pukul 15.00. Sampai di rumah langsung membantu ibuk masak rendang dan tongseng yang akan menjadi pendamping ketupat untuk lebaran. Karena masakan belum matang, saya pun tidak berangkat takjilan (buka bersama dg anak-anak kecil di masjid Srandakan) terakhir Ramadhan 1431 H. Saking sibuknya, saya tidak sempat membantu ortu  membagikan parcel untuk kerabat. Nah, ketika adzan maghrib terdengar, rasa syukur, senang, haru, lega, bangga, campur aduk menjadi satu, menghilangkan capek bekerja seharian. Berkumandanglah takbir Allahuakbar..Allahuakbar..Laa illaha ilallahu allahuakbar. Allahuakbar walillaahilmamdu dari berbagai masjid. Ya Allah, alhamdulillah, terima kasih atas segala nikmat dan kemenangan yang telah Kau berikan. Semoga kami berjumpa kembali dengan Ramadhan tahun depan. Saya pun berbagi kebahagiaan ini dengan teman-teman melalui SMS, sekaligus memohon maaf pada mereka, atas segala khilaf yang telah saya lakukan. Setelah itu, saya bersiap-siap takbir keliling dengan anak-anak Srandakan yang akan dimulai setelah isya’.


Bersambung di Idul Fitri Seru 1431H (part 2)

Rabu, 08 September 2010

Selamat Idul Fitri 1431 H

 

                      Lihat Kartu Ucapan Lainnya
                      (KapanLagi.com)
                     

Senin, 06 September 2010

Doa di Kala Jatuh Cinta

Ya Allah...
Seandainya telah Engkau catatkan
dia akan mejadi teman menapaki hidup
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami
Agar kemesraan itu abadi
Dan ya Allah... ya Tuhanku yang Maha Mengasihi
Seiringkanlah kami melayari hidup ini
Ke tepian yang sejahtera dan abadi

Tetapi ya Allah...
Seandainya telah Engkau takdirkan...
Dia bukan milikku
Bawalah ia jauh dari pandanganku
Luputkanlah ia dari ingatanku
Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku

Dan peliharalah aku dari kekecewaan
Serta ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti...
Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit
Hilang bersama senja nan merah
Agarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya…

Dan ya Allah yang tercinta...
Gantikanlah yang telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama dengan dirinya....

Ya Allah ya Tuhanku...
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik untukku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini

Ya Allah...
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini

Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini maupun di akhirat

Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang Engkau ridhai
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh 

Amin... Ya Rabbal 'Alamin


(Diambil dari message Facebook  Para Pecinta yang Cinta Syari'at Islam )