Kamis, 22 Juli 2010

Hikmah dari Beberapa Peristiwa


Kegembiraan begitu nyata di dekat kita dan kesedihan begitu nyata dekat dengan kegembiran. Setidaknya itulah yang saya alami saat ini. Merasakan kegembiraan, bergurau, berbagi pengalaman lucu, dan tertawa bersama saya lalui bersama teman-teman hari kemarin. Terlalu gembira sampai tawa pun tak terelakkan. Namun sungguh kontras keadaannya beberapa jam kemudian. Saya mendapatkan 2  inbox yang dengan seketika menghentikan tawa saya. Sampai tulisan ini dibuat, saya masih belum bisa tertawa lagi, tersenyum pun tidak.

Hari Rabu, saya kebanyakan tertawa sampai tidak terkontrol. Betapa tidak, Mas Papen dengan pedenya masuk kelas hukum lingkungan dengan celana sobek. Hari Kamis, bercanda dengan Yuka, Indri, Mas Doni, Mbak Vina, Ika, Toni, Ridho, Suryana, Mbak Nanda, Nandya, dkk. Setelah itu, syuro RDF. Setelah itu, saya tidak sabar ingin pulang ke rumah di Bantul karena sudah sangat kangen. Sampai di rumah, saudara sepupu saya yang baru saja keliling dunia datang. Saya iri dengan pengalamannya naik kapal pesiar dari Italia, Turki, Terusan Suez, Indian Ocean dan kembali ke Indonesia. Meski hanya mampir sebentar ke beberapa kota di Italia seperti Napoli, Genoa, Roma, namun itu sangat membuatku bersemangat ingin mengikuti jejaknya. Setelah itu, saya makan malam bersama dua keponakan imut saya, Sasa (5) dan Corrine (2). Sungguh menyenangkan melihat anak kecil makan dengan lahap.

Kemudian, saya masuk kamar pada pukul 20.30. Saya buka hp, ada 5 SMS masuk, yang 1 adalah konfirmasi kehadiran survey THA untuk hari Sabtu, yang 1 adalah SMS minta dukungan dari teman SMP, yang 3 terakhir ini, cepat mengubah moodku.
“TLD09SISTERHOOD bsk Jumat 23 Juli10 qt jenguk P.Dion(guru bind) yuk, cz abis kecelakaan, bareng2 sama TLD09BROTHERHOOD. NGUMPUL @MURNI JAM15. Salam PRO LOVE. Sebarkan!” demikian SMS dari Nana, teman sekelas waktu SMA.
Kemudian, masih tersisa  dua SMS lagi. Maaf, saya tidak sanggup menulis ulang SMS tersebut. Yang jelas, SMS yang ini paling dahsyat. Dua SMS yang isinya sama dari dua nomer yang berbeda, dari Aji dan Calvin. Kabar duka dialami seorang sahabat saya, Ika. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. I didn’t do anything. Yang bisa saya lakukan hanyalah memberinya support dan doa agar arwah ayahnya diterima di tempat terindah di sisi Allah, diampuni segala dosanya dan dilipatgandakan amal kebaikannya. Maaf Ika, aku nggak bisa nganterin kamu di stasiun. Yang sabar ya Ika. Allah tidak akan memberikan kesedihan terus berlarut pada hamba-Nya.

Namun inilah cobaan yang harus dihadapi oleh hamba Allah yang berpikir. Belum cukup sampai di situ, Allah masih ingin mengujiku. Bangun tidur, setelah shalat shubuh, saya menceritakan pada ibu saya bahwa saya sudah capek ngekos di Wirobrajan. Jauh dari kampus dan sekarang tidak aman. Cowok bebas dibawa masuk oleh teman kos saya. Malah, hari Senin kemarin saya menabrak sepasang bapak dan ibu yang naik sepeda karena saya terburu-buru berangkat ke kampus. Si bapak marah-marah dan minta ganti rugi. Saya sudah tidak betah!! Ibu pun akhirnya mengizinkan, namun putusan final dan mengikatnya tetap di tangan Ayah. Ayah orangnya memang disiplin, tegas, galak. Apapun yang diucapkan harus segera dilaksanakan. Tadi pagi, ayah sedang menyapu dan saya pelan-pelan mengatakan bahwa saya ingin pindah kos. Tapi jawabannya sangat tidak saya harapkan sampai membuat saya menangis. Saya seperti terdakwa yang baru saja diputus hukuman mati padahal dakwaan tidak terbukti sehingga saya minta banding. Namun, banding saya ditolak mentah-mentah oleh ayah.
What a tearful Friday. I started my sleep with grieving last night and I start this day with tears.

Akhirnya, saya merasakan sendiri pesan dari Mas Zubet ketika latihan MCC dulu. “Jangan kebanyakan ketawa”, karena musibah bisa saja datang setelah kita merasakan euforia kegembiraan. Apalagi, di bulan Juli ini, saya mengawali bulan ini dengan penuh kegembiraan dan rasa syukur karena saya berulang tahun dan demam piala dunia. Namun, sehari menjelang berakhirnya Piala Dunia, ada kabar duka. Ayah dari partner Humas THA saya sewaktu SMA, Izzi, meninggal dunia. Beberapa hari kemudian, tepatnya 22 Juli, ada kabar duka lagi. Sungguh, suka cita dan duka cita bagaikan dua sisi dalam sebuah koin. Mereka sangat dekat, bahkan dua sisi itu akan cepat berbalik dan saling membalikkan keadaan. Kita ambil saja hikmah dari peristiwa tersebut.  

Hikmahnya, jangan tertawa kebanyakan, jangan terlalu larut dalam kegembiraan. Ingat sabda Rasulullah tentang hal-hal yang bisa mematikan hati, yaitu: banyak tertawa, banyak makan, banyak tidur. Tertawa ada dosisnya sendiri. Setiap yang hidup pasti akan mati. Kita tidak pernah tahu kapan malaikat Izrail datang menghampiri kita dan orang-orang tersayang. Setelah berhasil mengambil hikmahnya, take an action. Sabar adalah kunci dari penyelesaian suatu masalah. Kemarin mas’ul RDF, Cholis, berkata, sabar adalah teknologi langit. Di Al Qur’an pun banyak ayat tentang kesabaran, menunjukkan betapa pentingnya sabar itu.
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS Al Baqarah: 153).

Sabtu, 17 Juli 2010

Kemenangan Spanyol dan Tanda-tandanya


       Spanyol lagi, lagi-lagi Spanyol. Spanyol menang lagi, juara lagi. Spanyol mengalahkan Jerman lagi, Jerman dikalahkan Spanyol lagi. Gue lagi gila, gila lagi.

         Piala Dunia telah berakhir enam hari yang lalu. Masih segar dalam bayangan kita, para pecinta sepak bola, bagaimana dahsyatnya pertandingan ajang sepak bola antarnegara empat tahunan di seantero jagat ini. Tim-tim yang semula diunggulkan perlahan mulai bertumbangan. Para pemain bintang yang semula diramalkan akan bersinar perlahan mulai meredup. Justru pemain yang semula hanya dipandang sebelah mata, menjadi sosok yang amat ditakuti lawan sekaligus diincar klub-klub rakus. Sebagian besar orang tentu mendambakan tim kesayangannya yang pernah menjadi juara akan juara lagi di tahun ini. Namun, Allah memberi kesempatan kepada negara yang belum pernah mencium Piala Dunia. Ratusan juta manusia menjadi saksi bagi lahirnya sang juara baru.

Kartu kuning secara kontinyu keluar dari kantong wasit tanpa mempedulikan si tertuduh terima atau tidak. Yang protes pun ikut mendapatkan hadiah kartu kuning. Aksi bela diri yang didapat secara amatir sejak kecil dikeluarkan demi mendapatkan si kulit bundar. Tekel-menekel bukan hal yang tabu untuk dilakukan. Sepakbola indah yang diwariskan para pelaku sejarah persepakbolaan negara mereka berubah menjadi sepakbola pragmatis ala mereka demi kemenangan. Ya, setidaknya itulah gambaran umum pertandingan partai puncak antara Belanda melawan Spanyol.

Belanda dan Spanyol memang sama-sama belum pernah menjuarai piala dunia. Siapapun pemenangnya, akan menjadi negara baru dalam catatan sejarah pemenang piala dunia. Belanda sudah pernah berlaga di partai final dua kali sebelumnya, dan tahun ini yang ketiga kalinya. Tentunya, kesempatan ketiga ini tidak ingin disia-siakan. Adapun bagi Spanyol, partai final ini adalah yang pertama kalinya. Sebelumnya, mereka telah memenangkan Piala Euro dua tahun yang lalu. Mereka berharap, bisa menyandingkan Piala Dunia bersama Piala Eropa. Raja tanpa mahkota, agaknya tepat untuk Belanda karena Spanyol berhasil mewujudkan impian mereka dan memupus asa Negeri Tulip Oranye.

Entah kebetulan atau tidak, Spanyol kali ini berhasil menjadi negara digdaya dalam dunia olahraga. Juara dunia dalam olahraga, tennis, balap sepeda, MotoGP, F1, lahir di Negeri Matador. Kali ini, para ahli dalam bidang sepakbola bisa bersanding bersama para pembangga Spanyol, di tengah masalah yang menimpa negara mereka, yaitu resesi ekonomi yang menyebabkan negara ini mempunyai utang besar yang belum bisa dilunasi. Peristiwa ini mengingatkan kita pada juara Piala Dunia 2006, Italia, yang juga sedang ditimpa masalah pengaturan wasit di Seri A yang menyebabkan beberapa klub Seri A harus puas dihukum bertanding di Seri B. Sebelum memasuki partai final, mereka mengalahkan Jerman dulu di semifinal. Uniknya, tahun ini, Spanyol juga mengalahkan Jerman di semifinal. Jadi, ada kesamaan antara Italia dan Spanyol, yaitu menjadi juara dunia di tengah masalah yang sedang menimpa negara mereka dan sebelumnya, mereka mengalahkan Jerman di semifinal. Jerman juga menjadi juara 3 setelah dikalahkan mereka.

Selain itu, Spanyol juga mendominasi di segala bidang yang berhubungan dengan diselenggarakannya Piala Dunia 2010. Yang saya temukan adalah sebagai berikut:
1.     Sponsor utama penyiaran Piala Dunia 2010 di Indonesia, adalah Intersport dengan bintang iklan utamanya Fernando Torres. Kemudian, Intersport juga menyelenggarakan acara “nonton bareng” bersama Jose Antonio Reyes. Torres dan Reyes adalah pemain sepakbola Spanyol.
2.     Lagu resmi Piala Dunia 2010 yang disponsori oleh Coca-cola adalah Wavin Flag, dinyanyikan oleh K’Naan, penyanyi asal Somalia. Kemudian, ada juga versi remix-nya, bersama David Bisbal, penyanyi asal Spanyol. Bisbal berduet dengan K’Naan dalam bahasa Spanyol.
3.     Lagu resmi yang lain yang dibawakan oleh Shakira berjudul Waka Waka (This Time For Africa), juga ada versi lain dalam bahasa Spanyol, berjudul Waka Waka (Esto Es Africa). Ketika diwawancara, Shakira mendukung Spanyol menjadi juara Piala Dunia 2010. juga ada versi lain dalam bahasa Spanyol, berjudul
4.     Lagu resmi yang lain yang disponsori oleh Pepsi, berjudul Oh Africa, dinyanyikan oleh Akon dan Keri Hilson. Dalam videonya, ditampilkan pemain-pemain bintang seperti Fernando Torres, Lionel Messi, Kaka, Didier Drogba, Thierry Henry., Ballack, Arshavin Tokoh utama dari video tersebut adalah Torres dan Drogba, dengan menendang bola sampai terciprat gambar-gambar pemain lain. Seperti yang telah saya utarakan pada no.1, Torres adalah pemain Spanyol, meskipun di Piala Dunia kali ini penampilannya kurang fit karena baru pulih dari cedera.
5.     Beredar juga video yang disponsori Nike, berjudul Nike Write the Future, ditampilkan bintang-bintang seperti Didier Drogba, Fabio Canavaro, Wayne Rooney, Cristiano Ronaldo, Frank Ribery, Ronaldinho, Andres Iniesta, Cesc Fabregas, dan Gerard Pique. Dalam situs Detiksport.com saat babak kualifikasi grup, disebutkan bahwa para pemain bintang dalam video tersebut seperti terkena kutukan karena tidak bisa berbuat banyak di Piala Dunia 2010, kecuali Iniesta, Fabregas, dan Pique. Ketiganya adalah pemain Spanyol.

Sebagai supporter timnas Jerman, saya pun berpikir, apakah Jerman tidak bisa menjadi juara karena tidak ada bintangnya yang ikut dalam iklan atau hal-hal yang berbau Piala Dunia? Sebenarnya ada, yaitu Jabulani, bola yang dipakai untuk Piala Dunia ini adalah produk Adidas. Adidas sendiri adalah made in Germany. Namun, sepakbola tetaplah permainan bola yang disepak dengan kaki. Siapa lebih garang, dia yang menang. Tak ada yang bisa menebak siapa sang pemenang meskipun dengan hal-hal yang berhubungan dengannya. Jika ada hubungannya, itu hanyalah suatu kebetulan belaka, bukan karena sudah diramal oleh Paul si Gurita.

Ich Liebe Deutsch


 “Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, adalah orang yang beruntung. Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti orang yang merugi, dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin, adalah orang yang celaka.”
Agaknya, hadist Rasulullah SAW tersebut cocok dialamatkan pada Timnas Jerman atas pencapaian di Piala Dunia kali ini. Betapa tidak, Piala Dunia 2002 runner up, dikalahkan Brasil di final. Piala Dunia 2006 juara 3, dikalahkan Italia di semifinal. Piala Eropa 2008 runner up, dikalahkan Spanyol di final, dan Piala Dunia 2010 kembali juara 3, dikalahkan Spanyol di semifinal. Hasil tersebut memang kurang begitu memuaskan jika target kita hanya tertuju pada hasil, yaitu juara pertama. Namun, lihatlah betapa solidnya permainan timnas Jerman. Penyerangan demi penyerangan mereka lakukan, peluang demi peluang mereka ciptakan, kokohnya defender mereka pertahankan.

                Penyerangan yang terstruktur berpola 4-2-3-1, diandalkan oleh Timnas Jerman dalam Piala Dunia 2010 ini. Pesta gol mereka rayakan di tiga pertandingan. Sepanjang turnamen, Timnas Jerman menjadi tim yang paling produktif, dengan torehan 16 gol. Top skorer Piala Dunia 2010, menyumbangkan 5 gol, dicetak oleh 4 orang, yaitu David Villa, Thomas Muller, Diego Forlan, dan Wesley Sneijder. Namun, yang berhak mendapatkan Golden Boot adalah bomber muda dari Jerman, Thomas Muller karena assist-nya paling banyak di antara 4 topskorer tersebut. Adapun bomber senior Jerman yang lain, Miroslav Klose, menjadi top skorer Piala Dunia sepanjang masa kedua setelah Ronaldo, dengan torehan 14 gol. Nama Klose pun bisa disandingkan dengan Gerd Muller, topskorer Jerman sebelumnya.

                Jerman Sang Raja Turnamen. Setiap kali mengikuti event Piala Dunia, Jerman selalu bertahan lama, paling tidak, lolos sampai perdelapan final. Pernah sekali tidak lolos penyisihan grup, itupun terjadi puluhan tahun lalu, 1938. Selain raja turnamen, Jerman juga dikenal sebagai Raja Penalti, karena setiap adu penalti, Jerman selalu menang. Terakhir, Jerman beradu penalti dengan Argentina di perempat final Piala Dunia 2006. Jerman Barat memenangkan drama adu penalti di Piala Dunia pertamanya dengan mengalahkan Prancis 5-4 di semifinal 1982 setelah kedua tim bermain imbang 3-3 di waktu normal. Mereka juga mengalahkan Meksiko 4-1 lewat adu penalti di perempat final 1986 setelah bermain imbang 0-0. Kemudian mereka mengalahkan Inggris 4-3 di semifinal 1990 setelah kedua tim bermain imbang 1-1. Kekalahan mereka dari drama adu penalti hanya satu kali yaitu saat melawan Cekoslovakia di final Piala Eropa 1976. Jadi, bersiaplah tim yang harus berhadapan dengan Jerman dalam adu penalti. Saking hebatnya mereka, sepertinya gelar juara 3 atau yang lebih tinggi, runner up, tidak pantas untuk mereka.

                Tim Jerman yang berangkat ke Afrika Selatan berisi para pemain muda hebat. Setidaknya, mereka berusia antara 20-30 tahun. Yang berusia lebih dari 30 tahun hanya Miroslav Klose dan Arne Friedrich. Seperti Piala Dunia 4 tahun lalu, gelar Pemain Muda Terbaik kembali jatuh ke tangan pemain Jerman. Jika sebelumnya adalah Lukas Podolski, kali ini adalah Thomas Muller. Namun dia lebih hebat dari Podolski karena berhasil menyabet dua gelar sekaligus, yaitu Sepatu Emas, seperti yang telah saya utarakan di atas. Muller adalah pemain Jerman ketiga yang pernah meraih gelar Best Young Player. Yang pertama kali meraihnya adalah Franz Beckenbauer di Piala Dunia tahun 1966. Joachim Loew berhasil membentuk embrio pemain terbaik Jerman masa depan. Para pemain muda Jerman ini bisa dimainkan kembali setidaknya sampai Piala Dunia 2018.

                Apapun prestasi yang mereka dapatkan di setiap ajang sepakbola, sangat sangat bangga pada Timnas Jerman. Saya mulai menyukai timnas ini sejak Piala Dunia 2002. Waktu itu, Miroslav Klose dan Michael Ballack masih baru pertama kali tampil di Piala Dunia. Piala Eropa 2004, saya tidak terlalu mengikuti. Piala Dunia 2006, muncul nama-nama baru yang hebat, ada Philipp Lahm, Lukas Podolski, Bastian Schweinsteiger, dan Per Mertesacker. Piala Eropa 2008, Jerman bermain sangat bagus, namun Spanyol lebih unggul. Piala Dunia 2010, timnas Jerman “berganti rupa”, tidak lagi didominasi oleh orang asli Bavaria, tetapi sekitar 40%-nya adalah keturunan imigran, seperti Mesut Ozil (Turki), Sami Khedira (Tunisia), Jerome Boateng (Ghana), dll. Yang paling terkenal adalah duet Podolski dan Klose yang sesama keturunan Polandia. Tak peduli berasal dari manapun mereka, yang penting adalah kehebatan mereka di lapangan.  Jerman zaman sekarang bukan Jerman zaman Hitler yang sangat etnosentris sehingga membunuh siapapun yang bukan Bangsa Aria di tanah Bavaria. Karena berasal dari keturunan berbagai macam negara itulah, agama mereka juga bermacam-macam. Kali ini, ada dua orang muslim di tubuh timnas Jerman, yaitu Ozil dan Khedira. Diberitakan, Ozil selalu membaca Al Qur’an sebelum bertanding. Hal ini membuat saya semakin mencintai Timnas Jerman.

                Karena menyukai timnasnya, diam-diam saya menyukai negaranya. Ada keinginan dari dalam hati untuk ke sana, go to Deutschland. Semoga impian sejak SMA untuk bisa kuliah di Jerman bisa terwujud. Amin Ya Allah.

Jumat, 16 Juli 2010

FABREGAS...WHAT MAKES ME LOVE YOU??


                Akhir musim 2009-2010, bursa transfer pemain sepak bola pasti ramai. Apalagi, akhir musim ini ada ajang sepak bola antarnegara terbesar di dunia, yaitu Piala Dunia 2010. Permainan seorang pemain ketika membela negaranya di Piala Dunia tentu menjadi pertimbangan para manajer klub untuk belanja pemain.

                Pemain yang paling sering diberitakan akan diincar adalah Cesc Fabregas yang diincar klub raksasa Spanyol, Barcelona. Sempat suatu hari Fabregas menyatakan bahwa dia tertarik ingin bermain bersama Barcelona. Hal ini tentu tak ingin disia-siakan oleh pelatih Barcelona, Pep Guardiola. Namun, Arsene Wenger dengan tegas menolak pinangan Barcelona dan mematok harga 50 juta Euro. Barcelona pun menyerah, mereka tidak akan kehilangan akal sehatnya hanya untuk menggaet seorang Fabregas. Alhamdulillah.....

Melihat cemerlangnya aksi Fabregas di Piala Dunia 2010, Arsene Wenger akan terus memagari Fabregas agar tidak diincar klub lain, yaitu dengan cara menaikkan tarif harga jual Fabregas. Namun, saya sangat tidak suka melihat berita di Sport7 hari Rabu dan berita-berita di koran, internet etc sejenisnya tentang perayaan kemenangan Spanyol di Piala Dunia. Bukan karena ngiri sama Spanyol karena telah mengalahkan Jerman di semifinal, tapi karena Fabregas dipaksa Puyol untuk memakai kaos Barcelona dan Fabregas pun hanya tertawa. Sebenarnya dia tidak mau memakainya, namun akhirnya pasrah juga. Fans Arsenal manakah yang tidak meradang melihat kejadian itu?? Puyol, Xavi, Iniesta, dan Pique sangat mengharapkan Fabregas akan pulang kampung ke Barcelona, mengingat dulu Fabregas adalah jebolan akademi sepak bola Barcelona ketika mulai berusia 13 tahun. Di sana, dia bertemu Messi, maka Messi juga sangat senang jika teman lamanya tersebut bersedia untuk kembali ke almamater. Namun  perlu diingat, Di Barcelona, Fabregas kalah bersaing dengan pemain lainnya. Maka dari itu, Wenger memboyongnya ke Arsenal dan dikembangkan. Maka jadilah Francesc Fabregas yang seperti sekarang, seorang gelandang muda The Gunners yang tidak hanya sebagai pengatur serangan Arsenal, tetapi juga pemacu semangat teman-temannya, mengingat dia adalah seorang kapten. Jadi, siapakah yang lebih berjasa membesarkan Fabregas?

                Di Piala Dunia kali ini (seperti yang saya post di artikel terdahulu), saya mendukung Jerman dan Spanyol. Spanyol karena ada Fabregas. Namun, mind set saya berubah ketika Spanyol mengalahkan Jerman di semifinal. Guys, di final Piala Eropa 2008, Spanyol mengalahkan Jerman juga. Kekalahan 2x dari Spanyol di ajang besar sepak bola rasanya cukup bagi saya untuk mencintai Spanyol, dan cukup menyakitkan. Apalagi, Spanyol berisi para punggawa Barcelona, klub yang sangat gencar mengintai Fabregas. Namun, saya mencoba berpikir jernih. Fabregas adalah salah satu pemain Spanyol yang dibawa oleh Vincente Del Bosque ke Afrika Selatan. Jika kamu benci Spanyol, apakah otomatis kamu juga benci Fabregas, Puk? Oh tidak! Sulit bagi saya untuk membencinya, haha.

                God!! Saya akui penampilan Fabregas di Piala Dunia ini memang impresif (dan makin ganteng, haha). Dari 7 laga yang dilakoni Spanyol, Fabregas selalu menjadi pemain pengganti. Itupun tidak bermain di setiap laga, hanya saat laga melawan Honduras, Paraguay, dan partai final, melawan Belanda. Namun, ketika sudah masuk lapangan, lapangan tengah seolah memanas dan kiper lawan harus berhati-hati. Ketika laga melawan Paraguay, Fabregas kerap melakukan tembakan ke arah gawang Paraguay sebanyak...(berapa kali ya, lupa, hehe). Gol David Villa pun tercipta setelah Fabregas masuk dan ikut membantu serangan. Sebelumnya, Spanyol mengalami kebuntuan. Nah, laga yang paling membuat saya gigit jari dengan ulah Fabregas adalah laga final. Fabregas juga sering melakukan tembakan ke gawang Stekelenburg dan yang paling bisa dikenang adalah, gol tunggal kemenangan Spanyol yang dilesakkan oleh Iniesta adalah assist langsungdari Fabregas. Padahal, saya berharap agar Belanda bisa membalas dendam saya pada Spanyol. Sampai akhirnya, saya update status facebook seperti ini:
Saya memang CINTA Fabregas, tapi TIDAK saat membela Spanyol. Yawdah, asalkan Fabregas senang, saya juga........ARRGGH, MASIH NGGAK TERIMA SPANYOL MENANG!!!!
Itulah luapan emosi saya, antara kecewa, marah, tapi pada pemain yang saya suka. Gimana ya, jadi marahnya tidak bisa marah total. Marah, tapi sekaligus bangga, akhirnya Fabregas bisa dikenang dunia, ternyata tidak selamanya pemain yang sering duduk di bench pasti pemain yang buruk. Saya hanya mengambil sisi positif dari kemenangan Spanyol, yaitu semangat kemenangan Piala Dunia ini bisa dibawa Fabregas ke Arsenal, agar Arsenal musim depan bisa menjuarai paling tidak satu tropi Liga Inggris, Piala FA, Piala Carling, dan Liga Champions.

                Nah, untuk menjawab judul artikel ini, begini. Pemain favorit saya dulu sebenarnya Michael Ballack because of Piala Dunia 2002. Untuk klub, saya suka Arsenal dan kaptennya, Thiery Henry. Waktu itu, Arsenal masih bermarkas di High Bury dan bersponsor O2. Fabregas baru datang dari Barcelona dan skillnya masih belum begitu terasah karena masih sangat muda, 16 tahun. Kemudian, semakin lama semakin matang dan sering dimainkan. Banyak berita menyebutkan, Fabregas akan menjadi peluru hebat Arsenal di masa depan. Dan memang terbukti. Bahkan, mulai musim 2009-2010, dia didaulat untuk mengemban amanah sebagai kapten, jabatan yang tidak mudah didapatkan oleh seorang pemain di klub asal London ini.

Di Piala Dunia 2006, Fabregas menjadi kandidat Pemain Muda Terbaik bersama Lukas Podolski (Jerman), Christiano Ronaldo (Portugal), Lionel Messi (Argentina), yang 2 lupa. Waw, pemain-pemain itu sangat cemerlang saat ini. Namun, saya lebih menjagokan Podolski karena dari Jerman, dan ternyata memang terpilih. Setelah Piala Dunia selesai, saya mulai menyukai Fabregas karena setelah Arsenal berpindah markas ke Emirates Stadium, permainannya lebih matang dan semakin dewasa, semakin tampan (yang ini penting ya? Haha, dasar cewek). Wenger memang sangat hobby mengembangkan pemain muda dan Fabregas salah satu produknya. Oya, saking gilanya, nick Friendster saya adalah: Adha Fabregas Soler. Cari saja di FS, tapi tidak pernah saya utak-atik lagi. hahahaha :p
               
Anyway, I don’t love Fabregas at all. Aku nggak suka waktu selebrasi kemenangan Spanyol di Madrid. Saya lihat videonya di soccermaniax.com, di video itu terlihat para pemain timnas Spanyol dan staff sedang merayakan kemenangan, lalu terlihat Gerard Pique mabuk, dibisiki Fabregas. Fabregas menunjuk salah seorang staff di depannya, sepertinya dia menyuruh Pique untuk melakukan sesuatu pada orang tersebut. Kemudian, Pique meludahi staff tersebut. Lalu, mereka berdua tertawa dan bersembunyi di tengah kerumunan. Sungguh tindakan yang tidak pantas!! Duh, sayang sekali videonya nggak bisa saya upload. Maaf, pembaca.

                Ya sudah, intinya, tak ada manusia sempurna. Seganteng apapun Fabregas, dia juga punya keburukan. Manusia sempurna hanyalah Rasullah, ya nggak Ukhti dan Akhi? Makanya kita contoh akhlak beliau. Hmmm, yang saya harapkan dari Fabregas, semoga semangat kemenangan Piala Dunianya bisa dibawa ke Emirates Stadium agar Arsenal bisa menjuarai Liga Inggris, Piala FA, Piala Carling, dan tentu saja tropi paling bergengsi di Eropa, Liga Champions.

Satu pesan buat Fabregas : don’t leave Arsenal, please..... I will be crying if you leave. Well, I know that you have many friends in Barcelona especially Messi and your Spain team-mate, but Van Persie and Bendtner need you more than ever. See you in the next season in Emirates Stadium!! :)