Kamis, 28 Februari 2013

The Diary of Pelantara (8)


Day 10: Sabtu, 23 Februari 2013

Hari ini kami bersiap untuk wisata keliling Bali. Pukul 09.00 bis yang kami sewa sudah menunggu di hotel. Tujuan kami adalah Pasar Sukawati, Danau Bedugul, Pantai Sanur, Tanah Lot, Kuta, Sangeh, pokoknya tempat-tempat wisata di Bali kami sebutkan satu per satu. Tapi nyatanya? Let’s see!

Di bis, sebelum berangkat


Sepanjang perjalanan berangkat, Taris, Genbi Undiksha, menjadi  tour guide kami. Tapi dia adalah tour guide yang menyesatkan. Dia bilang “ kalau belanja ke Sukawati nggak boleh pake sendal loh.” Ya iya lah, belanja tuh pake uang! Kemudian, ada pohon kelapa unik, bercabang lima. Katanya, kalau kita tidak bisa melihat pohon kelapa tersebut, tidak akan mendapatkan jodoh. Hmmm, padahal pohonnya cuma berjarak 10 meter dari bibir jalan. Yang lebih parah, waktu kami hampir memasuki kawasan wisata Bedugul, dia bilang kalau wisatawan di luar Bali harus menunjukkan identitasnya. Kalau tidak, kita akan disuruh turun. Saya sempat mbatin, masa sih? Buat apa nunjukin kartu identitas untuk orang luar Bali? Kok diskriminasi gini ya? Kami pun mengeluarkan KTP, SIM, atau KTM. Kami disuruh Taris untuk menunjukkannya ke pinggir kaca. Ternyata... kami dikerjain. Tidak ada pemeriksaan kartu identitas. Ngakak dia. Pffiuhh..!!

Taris (cewek), tour guide kami yang menyesatkan :p

Jadi, destinasi wisata Bali kami adalah Pasar Sukawati untuk membeli oleh-oleh, Danau Bedugul, dan Joger. Sejuk banget Danau Bedugul ini. Air danaunya begitu damai, ditambah pura yang begitu indah. Sayangnya, perempuan yang sedang haid dilarang masuk ke area pura. Kami pun sempat berfoto di sini, dengan spot persis kayak uang kertas Rp 50.000,00. Namun, ada cerita sedih di sini. Mei kehilangan hapenya, iPhone 4S. Kami sudah berkeliling mencarinya, namun hasilnya nihil. Perwakilan dari kami juga sudah lapor ke bagian informasi dan meninggalkan CP jika hp tersebut ditemukan. Kisah sedih selanjutnya, kami harus berpisah dengan Habib, Genbi Undiksha, karena sudah dijemput untuk pulang ke kosnya di Singaraja. Terima kasih banyak Habib si Handuk Merah!

Bandingkan dengan gambar di uang Rp 50.000,00

 Selanjutnya, kami membeli oleh-oleh di Joger, Kurang afdhol rasanya kalau ke Bali tanpa beli Joger. Setelah itu, kami bingung mau ke mana lagi sebab waktu sudah menunjukkan pukul 17.00. Padahal, sewa bis hanya sampai jam 19.00. Jika tidak, kami harus membayar 10% dari harga sewa bis ini. Ya sudah, rencana makan ayam betutu pun batal. Kami memutuskan untuk kembali ke hotel.

Ikuti terus kisah ini. Next: Perpisahan rombongan. The Diary of Pelantara (9). Klik:
http://cipukoya.blogspot.com/2013/02/the-diary-of-pelantara-9.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar