Rabu, 27 Februari 2013

The Diary of Pelantara (1)


Day 1: Kamis, 14 Februari 2013

Saya bangun pukul 4.00 WIB, segera bersiap-siap, shalat shubuh, mandi, sarapan. Genbi UGM telah berencana untuk berkumpul di Stasiun Lempuyangan pukul 7.00. Maka, jam 6.00 saya harus berangkat dari rumah agar tidak terlambat sampai stasiun. Saya ke stasiun diantar oleh Mas Ucik dan ibu saya. Anak Genbi yang berangkat dari Stasiun Lempuyangan hanya saya, Mas Niki, dan Ana. Hurin berangkat dari Surabaya, sedangkan Bli Aji menunggu di Denpasar karena dia orang Bali. Di stasiun ini pula, telah berkumpul anak-anak Genbi dari UNY dan UIN. Kami pun saling berkenalan. Total anggota Genbi yang berangkat dari Jogja ada 12 orang, yaitu: saya, Mas Niki, Ana, Akang Oki, Adi, Diah, Sela, Uda Budi, Novan, Pepi, Saras, dan Mbak Ami.


Pukul 7.30 WIB, kereta ekonomi Sri Tanjung meninggalkan Stasiun Lempuyangan. Kami ber-12 tidak berada dalam satu gerbong yang sama, tetapi terbagi dalam 2 gerbong.

Krik..Krik..Krik.. Hawa-hawa kebosanan mulai melanda kami. Ini kapan sampainya sih? Mau tidur, susahnya. Hampir setiap jam selalu ada para pedagang yang menjajakan barang dagangannya, mulai dari nasi, mainan, sampai peniti. Kereta ekonomi sudah seperti pasar berjalan. “Cangcimen..cangcimen..” “Seterroberri.. Belek Gerrrep..” “Mijon.. Kopi popmie..” Siapa yang belum pernah naik kereta ekonomi? Berarti Anda belum bisa merasakan ekonomi rakyat Indonesia yang sesungguhnya.

Kebosanan terparah adalah ketika kereta berhenti di Stasiun Gubeng Surabaya, sekitar pukul 15.00 WIB. Sepertinya digunakan untuk ngopi ngeteh atau makan siang di warung stasiun pun pasti cukup. Teman-teman lain tidak betah duduk lama-lama di dalam kereta dan memilih keluar sebentar sekedar menghirup udara segar. Tapi saya tetap duduk di dalam kereta menyelesaikan membaca novel karya Tere Liye “Moga Allah Disayang Bunda”. Saking lamanya kereta berhenti, saya bisa menyelesaikan membaca novel sampai lebih dari 50 halaman.

Nah, kereta berangkat lagi, namun berbalik kepala, dari Stasiun Gubeng menuju tujuan akhir kami, yaitu Stasiun Ketapang Banyuwangi. Alhamdulillah, akhirnya kami sampai juga di Stasiun Ketapang Banyuwangi pukul 23.00 WIB. Ini di luar prediksi kami yang memperkirakan bahwa kereta akan sampai di Banyuwangi pukul 21.00. Kami pun bingung, bagaimana cara menuju Bali kalau waktu sudah cukup malam begini. Kalau saja kereta sampai Banyuwangi kurang dari pukul 21.00, kami berani menyeberang malam ini juga. Namun, ternyata waktu sudah cukup malam. Kami pun memutuskan untuk menginap di mushola stasiun. Perwakilan dari kami meminta izin pada petugas stasiun.

Day 2: Jumat, 15 Februari 2013

Kami semua bangun sebelum adzan shubuh. Setelah shalat, kami lanjutkan kembali perjalanan menuju Bali. Hmmm, mana sempat mandi? Kami berjalan kaki dari stasiun menuju Pelabuhan Ketapang karena jaraknya cukup dekat. Di pelabuhan, kami membeli tiket kapal feri. Di kapal feri, kami menikmati pemandangan yang elok. Di depan sana ada Pulau Jawa dengan puncak Gunung Kawah Ijen, di belakang sana adalah daratan Bali.



Sampailah kami di Pelabuhan Gilimanuk Bali sekitar pukul 08.00 WITA. Kami dihubungi oleh Genbi UNS bahwa mereka juga baru saja turun di Pelabuhan Gilimanuk. Surprise! Ternyata Genbi UNS yang ikut adalah Nia, teman SMA Saras. Kemudian, satu lagi, yaitu Dewa namanya, orang Solo tulen. Kami kemudian menghubungi Bli Aji, bagaimana cara menuju Denpasar. Bli Aji pun meminta kami untuk naik bis turun di Terminal Ubung. Di sana nanti, Bli Aji akan menjemput kami dan mengantar kami ke penginapan. Namun, salah satu dari kami dihubungi oleh Bang Dul agar langsung menuju kantor BI Denpasar saja. Maka, kami pun menyewa bis mini untuk menuju Kantor BI Denpasar di Jalan Mpu Tantular.

Singkat cerita, kami sudah sampai di Kantor BI Denpasar sekitar pukul 13.00 WITA. Kami sempat terkendala untuk masuk kantor tersebut karena dicegat oleh dua orang satpam yang sedang berjaga. Kami sudah menjelaskan bahwa kami adalah penerima beasiswa BI yang diutus oleh Bang Dul untuk mengikuti kegiatan Pelantara. Bang Dul pula yang menyuruh kami untuk langsung datang ke kantor BI. Namun, satpam ini masih belum percaya, karena melihat muka kami yang terlihat tidak lebih baik dari kumpulan gembel. Bagaimana tidak, saya saja terakhir mandi hari Kamis pagi sebelum naik kereta. Lalu kami pun menunjukkan surat jalan atau surat tugas dari BI. Lalu kami pun dipersilakan untuk masuk. Eh, di depan pintu masuk pun, kami masih terkendala. Setelah dijelaskan panjang lebar, dan ada campur tangan Bang Dul, kami pun diizinkan masuk ke kantor BI. Bang Dul ternyata tidak bisa datang tepat waktu di kantor BI.

Duh, masa sih ke kantor BI sebagus ini, baju kami kumel, muka kusam, bau lagi. Apalagi Dewa, pede banget pake kaos oblong, celana pendek putih dan...sendal jepit! Kemudian, Bli Aji datang dengan pakaian rapi, bersepatu dan berjas alamamater UGM. Coba bandingkan dengan kami! Haha. Oh, kami lapar! Ya sudah, kami meminta izin pada Pak Satpam untuk titip tas, koper, dan ransel kami yang gede-gede di teras kantor untuk mencari makan siang dan shalat.

Setelah makan dan shalat, kami disambut oleh perwakilan dari kantor BI Denpasar di salah satu ruangannya. Alhamdulillah, setidaknya kami merasakan ruangan ber-AC dan kursi empuk setelah 30 jam kami merana di jalan. Di situ, kami diberikan motivasi serta wejangan lain yang bermanfaat. Kemudian, Bang Dul pun datang, memberikan sedikit gambaran tentang kegiatan Pelantara tersebut. Setelah itu, ada bingkisan dari BI, yaitu tas Genbi dan dua buah kaos polo seragam Genbi yang harus kami pakai besok ketika pelepasan peserta.

Pukul 16.00 WITA, kami meninggalkan kantor BI dengan diantar oleh bis BI yang cukup nyaman menuju penginapan. Kami menginap di hotel yang direkomendasikan oleh Bli Aji, yaitu Hotel Dermawan. Murah cuy, cuma Rp 90.000,00 per malam, 2 bed, bisa diisi oleh 5 orang. Kami pun menyewa 4 kamar. Yeah, saatnya mandi, makan malam, dan tidur, karena kegiatan esok hari akan lebih melelahkan.

The Diary of Pelantara (2), klik:
 http://cipukoya.blogspot.com/2013/02/the-diary-of-pelantara-2.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar