Kamis, 25 Maret 2010

Mengenang Kembali Perjuangan Kita

Teman-teman... Saat ini, adik-adik kelas kita baru saja menyelesaikan ujian final mereka, ujian paling sakral, Ujian Nasional (UN). Dan hari Minggu, mereka akan menghadapi Ujian Masuk UGM untuk yang mengikuti. Setahun yang lalu, kita menghadapi peristiwa semacam ini dan alhamdulillah, kita bisa melewatinya dengan berhasil. Ini berkat usaha keras kita, doa kita, semangat kita.

Sungguh bosan jika saya mengingat peristiwa setahun yang lalu. Les GO seminggu 4 kali, ikut PMKT setiap hari jam 6.30, rela tidak sarapan, berdoa dan terus berdoa, demi tercapainya target kita: Lulus UN dan diterima di Perguruan Tinggi favorit kita, sebagai jembatan kita menuju masa depan kita.

Saat ini, adik-adik kelas kita merasakannya. Mereka tentu ingin seperti kita. Maka dari itu, sertakan mereka dalam doa kita, agar mereka lulus UN dan diterima di perguruan tinggi sesuai harapan mereka. Seperti kita dulu, tentu kita pasti minta doa dan dukungan dari kakak kelas dan adik kelas, bukan? Maka, gantian kita yang memberikan doa untuk mereka.

Setiap orang pasti punya target hidup, baik target jangka pendek maupun jangka panjang. Target jangka pendek kita telah tercapai, salah satunya diterima di perguruan tinggi impian kita. Masih ada target jangka panjang. Hal ini berarti perjuangan kita tidak hanya berhenti sampai di sini. Perjuangan kita masih panjang. Perjuangan berat melawan korupsi, terorisme, liberalisme, kapitalisme, dan ketidakmerataan kesejahteraan rakyat Indonesia menjadi PR kita. Di kemudian hari, tindakan kita sangat dipertaruhkan karena kitalah yang akan memimpin bangsa ini. Sudah setengah tahun kita menjadi mahasiswa, tindakan apakah yang sudah kita lakukan atas nama kontribusi untuk negara? Kita bukan lagi siswa SMA Teladan yang pikirannya hanya main, nongkrong, dan belajar untuk kemajuan diri sendiri. Kita adalah mahasiswa yang berpotensi bisa membangun kembali bangsa ini. Jangan hanya berpikir untuk kesejahteraan keluarga kita nanti saja, tetapi pikirkan untuk orang lain, untuk rakyat yang masih membutuhkan bantuan kita. Ubah target belajar kita dari keberhasilan untuk diri sendiri menjadi keberhasilan rakyat Indonesia. Berikan pengabdianmu untuk masyarakat.

Jangan hanya berpangku tangan, lakukan tindakan nyata! Kontribusimu sangat dibutuhkan. Jangan sampai kita terjebak korupsi, terorisme, atau konspirasi politik yang merugikan rakyat Indonesia. Godaan jika kita sudah ‘tinggi’ akan banyak menggerayangi pikiran kita. Saya akan merasa malu jika besok saya melihat berita tentang penangkapan seseorang yang terlibat korupsi, dan si tersangka itu namanya tidak asing di telingaku. Kalian juga sebaliknya, teman-teman. Pasti kalian juga malu jika saya yang menjadi tersangkanya. Jadi, awali perjuangan kita ini dengan mengharap ridho-Nya.

Sampai jumpa di masa depan yang cerah! 

Kongres Gay = Penegakan HAM???

Beberapa hari terakhir ini, media memberitakan makelar kasus di tubuh Polri yang diungkap Susno Duadji, pembatalan kunjungan Obama ke Indonesia, penangkapan teroris, dan penyelesaian kasus Bank Century. Namun, ada satu berita yang tidak kalah penting untuk kita simak, yaitu tentang akan diselenggarakannya Kongres Internasional Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender & Intersex (ILGA) ke-4 tingkat Asia di Surabaya.

Kongres apa itu? Ini adalah kongres tempat bertemunya para gay, lesbian, dan sejenisnya untuk membahas isu krusial perjuangan HAM kaum gay dan persamaan hak, gender, pelayanan umum, kesehatan, dsb di seluruh Indonesia dan dunia. Kali ini, kongres tersebut akan diselenggarakan di Hotel Mirama Mercure Surabaya pada tanggal 26-28 Maret 2010 yang akan dihadiri oleh 100 peserta dari 20 negara. Namun, karena mendapat kecaman dari berbagai pihak, termasuk mahasiswa Surabaya dan FPI Jawa Timur, kongres ini dibatalkan. Adapun panitia kongres ini tidak menyebut “dibatalkan”, tetapi “diundur”. FPI curiga, kongres ini akan diselenggarakan di Malang. Ketua panitia kongres ini, Rafael Da Kosta, dengan logat mbencongnya (maaf) mengatakan bahwa pembatalan kongres ini bukan karena desakan berbagai pihak, tetapi karena terkendala teknis perizinan. Rafael menilai, kaum gay di Indonesia telah terdiskriminasi. Hal ini dia sebut sebagai pelanggaran HAM. Seperti yang kita tahu, Indonesia adalah negara hukum yang mengedepankan perlindungan HAM.

Yang bisa kita kaji dari isu di atas adalah, bagaimana penegakan HAM tentang perlindungan kaum gay? Apakah HAM Indonesia diatur secara detil? Jika memang secara detil, berarti Indonesia telah termakan liberalisasi, terdoktrin dengan HAM ala barat. Padahal, HAM ala barat sangat bertolak belakang dengan HAM ala Islam. Dan seperti yang kita tahu, Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Tentunya, HAM ala barat ini tidak cocok diterapkan di Indonesia. Bisa-bisa, setiap orang akan bertindak sesuka hatinya atas nama HAM, HAM, dan HAM.

Penulis memang bukan ahli HAM karena materi HTN yang didapat baru sedikit. Namun, penulis mencoba berpendapat tentang HAM yang merupakan bagian dari HTN. Menurut saya, jika berbicara segala hal yang berkenaan dengan HAM, harus dipertimbangkan terlebih dahulu, penegakan HAM seperti apa yang dimaksud. Memang, pendapat setiap orang tidak ada yang salah. Pendapat Rafael di atas tidak salah, hanya tidak cocok diterapkan di Indonesia. Indonesia bukan negara liberalis, melainkan pancasilais. Dia boleh berpendapat bahwa kaum gay harus dilindungi, tetapi tentang pendiskriminasian kaum gay yang dia sebut sebagai pelanggaran HAM, saya tidak sependapat. Penegakan HAM tidak boleh hanya dari satu sudut pandang saja, tetapi harus dipandang dari sudut pandang lain. Memang, kaum gay adalah ‘kaum khusus’ yang menurut mereka benar, namun lihatlah mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam, sangat menentang adanya perbuatan semacam ini. Jadi, kaum gay, terutama panitia dan peserta kongres gay itu harus menghargai juga HAM-nya mayoritas penduduk Indonesia.

Tentu kita masih ingat dengan kisah kaum gay yang diperangi Nabi Luth a.s. Allah sangat murka terhadap mereka sehingga menurunkan azab untuk mereka. Peristiwa ini tercetak jelas di dalam Al Qur’an :
“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?” Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melampiaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan : “Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri.” Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.” (QS Al A’raaf 80-84)
“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS Huud 82-83)

Peristiwa Kaum Nabi Luth a.s ini terulang pada tahun 79M di Kota Pompeii, Italia. Kota Pompeii adalah kota pusat gay dan prostitusi. Maka, Allah memberikan azab untuk mereka dengan meletusnya Gunung Vesuvius yang dahsyat dan mengubur semua orang di kota Pompeii itu.

Kembali ke Kongres Internasional Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender & Intersex (ILGA). Jangan sampai pemerintah mengizinkan terselenggaranya kongres ini di Indonesia. Obama akan datang ke Indonesia saja, banyak pro-kontra, apalagi kongres gay yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai HAM Islam. Jika memang terjadi, azab apa yang akan Allah berikan? Wallahualam bissawab. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa mereka.

Rabu, 24 Maret 2010

Hobby Baru

Posting, posting, yang penting posting. Wah, bulan Maret ini aku mandul tulisan, nggak produktif menulis. Bulan Maret ini aku sibuk ngapain sih ? Sibuk maen di dema, sibuk maen gitar, sibuk renang, sibuk karaokean, hahahaha ...
ah, mbuang2 waktu , Puk !

Nggak ah, nggak selamanya kegiatanku di bulan Maret itu membuang waktu. Nyatanya, meski nggak produktif dalam tulisan, dari kesibukanku maen gitar, aku berhasil nyiptain sebuah lagu, instrumental tepatnya. Lagu itu aku kasih judul "Menjelajah Nada-nada Minor'. Kenapa aku ngasih judul itu? soalnya, kebanyakan chordnya adalah nada2 minor. Mellow sich, tapi aku puas membuatnya, coz klo lagi suntuk, ambil gitar aja, mainkan, hati pun tenang. Tapi, ada resikonya, ujung jari kiri jadi kasar semua, hahaha. Cubit dech, nggak kerasa apa2 nich, hehehe ..

Dari hobby itu, aku punya target. Aku mau belajar gitar klasik sama kakakQ. Emang susah sih gitar klasik, tapi aku yakin aku bisa coz aku udah punya modal maen gitar petikan. Ini akan kujadikan rutinitas tiap hari Minggu kalo di rumah.

Terus about renang. Sejak semester ini, aku jadi rajin renang tiap hari Rabu jam 10.30. abis kuliah hukum lingkungan kan kosong tu sampe jam 3, nah aku gunain aja waktu nganggur tu buat renang sampe jam jam 12, terus pulang, makan sambil nonton Metro Siang. Abis tu, belajar hukum Internasional coz jam 3 aa kuliah hukum Internasional, jadi aku harus nyiapin materi, biar di kelas nggak nge-blong. Tapi, itu teorinya sih, hehe. Nyatanya, tadi abis nonton Metro Siang, aku malah ketiduran sampe jam 2. Belum shalat Dzuhur! Astaghfirullahal'adzim. Emang capek banget sich aku minggu ini. Renang ini nggak boleh absen tiap minggu, biar penyakitku ini cepet sembuh. FYI, aku mengidap suatu penyakit yang kalo parah, biasa mengancam nyawaku. Penyakit ini bisa diminimalisasi efeknya kalo rajin renang. So, aku nggak boleh males olahraga yang satu ini. Trus, biar cepet sembuh lagi, harus terapi. Terapi ini aku lakuin tiap minggu sore.

Ada lagi hobby baruku. Minggu pagi nggak boleh males2an facebook-an di tempat tidur. Abis shalat subuh, ganti baju olahraga, pake sepatu olahraga, lari !!!!! Biasanya, aku jogging start dari rumah sampe lapangan Kedungbule. Jaraknya sekitar 400 m. Selama itu, larinya nggak boleh putus, nggak boleh jalan, pokoknya harus lari, meski cuma lari kecil2.

Hobby baru lagi. Setelah jogging, masak. Praktekin resep yang ada di majalah ato buku resep masakan. Setomboy apapun aku, aku harus tetep nyadar kalo aku ini cewek, hehehe. Iya lah, suatu saat nanti aku bakalan jadi ibu rumah tangga. Malu ah sama suami dan anak klo nggak bisa masak, hahaha ..

Oke, itu aja yang mau aku share. Semoga hobby itu bisa jadi kebiasaan yang nggak akan pernah kubosankan. So, what are your new hobbies, friends?