Rabu, 14 Agustus 2013

Dari Dzulkarnain sampai Hari Akhir (1)


Baru saja ada update-an artikel menarik di sebuah web suatu organisasi. Saya pun semakin paham apa yang ada di balik konspirasi yang telah mendunia ini. Di dalam artikel tersebut dijelaskan tentang kisah Dzulkarnain dengan hubungannya antara Ya’juj, Ma’juj, dan Zionisme. Namun, saya menghubungkannya sampai hari kiamat. Memang, perlu dirunut cukup jauh antara Dzulkarnain dan Zionisme, apalagi sampai hari kiamat. Namun, kita perlu berhati-hati akan hal ini.


Kisah tentang Dzulkarnain, seorang raja yang telah Allah berikan wilayah kekuasaan yang terbentang dari timur sampai barat (Media dan Persia), dapat kita baca dalam Surat Al Kahfi ayat 83-99. Dalam ayat-yat itu diceritakan perjalanan yang ditempuh oleh Dzulkarnain, sampai akhirnya ia bertemu dengan kaum yang tidak ia mengerti bahasanya. Kaum itu mengatakan bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah orang yang suka membuat kerusakan di bumi. Kemudian, Dzulkarnain meminta bantuan kaum itu untuk membuat dinding penghalang dari Ya’juj dan Ma’juj. Selama dinding itu masih kokoh, manusia akan aman, seperti yang tertulis dalam Al Kahfi ayat 98-99:
Dia (Dzulkarnain) berkata: Dinding ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila janji Tuhanku sudah datang, Dia akan menghancurluluhlantakkannya. Dan janji Tuhanku itu benar. Dan pada hari itu Kami biarkan Mereka (Ya’juj dan Ma’juj) berbaur antara satu dengan yang lain, dan (apabila) sangkakala ditiup (lagi), akan Kami kumpulkan mereka semuanya.”

Suatu hari, ketika tidur di rumah Zainab, Rasulullah SAW bermimpi dan terbangun tiba-tiba. Muka beliau merah dan bersabda, “celakalah Bangsa Arab karena keburukan yang semakin dekat. Hari ini terbuka dinding Ya’juj dan Ma’juj.”

Ya, kini, dinding Ya’juj dan Ma’juj itu telah terbuka. Sudah pasti, Ya’juj dan Ma’juj ini akan membuat kerusakan. Kekuatan dan kecerdasan mereka memang unggul, sepadan dengan Dzulkarnain dan pasukannya. Kini, Ya’juj dan Ma’juj hadir dalam bentuk lain. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa nanti, Nabi Isa bin Maryam akan membunuh Dajjal di pintu ludd Allah dan memerintahkan beliau untuk membawa orang-orang beriman naik ke bukit Thur.

Dalam Surat Al Kahfi tersebut, Dzulkarnain membangun dinding di dekat laut berlumpur hitam di dekat pegunungan. Dalam konteks saat ini, Ibnu Katsir menafsirkan lumpur hitam yang dimaksud adalah Laut Hitam. Kemudian, Syekh Muthawali Asy-Sya’rawi menafsirkan pegunungan tersebut adalah Pegunungan Kaukasus yang terbentang antara Laut Hitam dan Laut Kaspia. Pegunungan ini memisahkan Benua Asia dengan Eropa. Maka, lebih tepatnya di daerah Eropa Timur. Adapun menurut penelusuran sejarah, bangsa yang tinggal di Pegunungan Kaukasus adalah Bangsa Khazar.

Bangsa Khazar adalah bangsa penganut animisme, menyembah nenek moyang. Kini, mereka beragama Yahudi dan Nasrani. Padahal, Yahudi adalah agama darah. Setiap orang yang merupakan keturunan Yahudi pasti bangga akan darahnya karena merasa bahwa darah Yahudi adalah darah yang terbaik. Maka, jangan heran jika di sebuah album Dewa 19, Ahmad Dhani mengungkapkan rasa bangganya, “thanks to Kohler, thanks for the blood.” Sebagai tambahan, kakek Dhani dari ayahnya adalah warga negara Jerman beragama Yahudi. Inilah yang menyebabkan di setiap album Dewa banyak terdapat simbol-simbol Yahudi yang mengarah ke Freemason. Hati-hati!

Kembali ke permasalahan siapa sebenarnya Ya’juj dan Ma’juj saat ini. Bangsa Khazar yang telah memeluk Yahudi dan Nasrani bertebaran di seluruh dunia. Orang Yahudi yang asli sebenarnya identik dengan orang Arab. Namun, kini kita banyak menemui orang Yahudi berkulit putih layaknya orang Eropa. Kita juga bisa melihat para Zionis negara Israel berkulit putih. Mereka adalah orang Yahudi yang bermigrasi dari Eropa ke Palestina.


Jika kita mengetahui kisah Nabi Sulaiman AS dan Nabi Daud AS, kita akan tahu bahwa sebenarnya orang Yahudi saat ini sangat jauh berbeda dengan orang Yahudi pada masa Nabi Sulaiman AS dan Daud AS. Pada saat itu, mereka adalah orang yang beriman kepada Allah dan kitab Taurat. Allah menganugerahkan kekuasaan dan kekayaan kepada Nabi Sulaiman AS. Seluruh jin tunduk padanya. Bahkan, jin saja sampai tidak mengetahui perkara yang ghaib. Pada masa pemerintahan Nabi Sulaiman AS, dibangun Baitul Maqdis (Masjidil Aqsha) sejak tahun keempat pemerintahannya. Suatu hari, Nabi Sulaiman ingin dibangunkan sebuah bangunan yang tinggi. Jin-jin pun menurutinya. Sampai pada akhirnya, malaikat Izrail datang untuk mencabut nyawa Nabi Sulaiman yang sedang duduk bersama tongkatnya. Karena jin-jin tidak mengetahui perkara yang ghaib, mereka tidak tahu jika Nabi Sulaiman telah meninggal. Mereka baru menyadari ketika tongkat Nabi Sulaiman AS telah rapuh dimakan rayap. (QS Sabaa’ ayat 14).

Sepeninggal Nabi Sulaiman AS, jin-jin dan kaumnya tercerai-berai, termasuk kaum Yahudi. Mereka kembali kepada tabiat lamanya, yaitu menyembah berhala dan berbuat kemurkaan lain. Mereka juga membuang kitab Taurat dan menggantinya dengan kitab Talmud yang hanya berisi angan-angan dan lebih banyak pada pemujaan kepada Yahweh dan setan. Maka, jika kita menghubungkan antara Yahudi dan penganut satanisme, Freemason, Illuminati, pasti ada hubungan yang sangat dekat. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam banyak ayat di Al Baqarah, bahwa Yahudi itu memang munafik. Janganlah kita percaya pada mereka jika kita masih ingin mendapatkan pertolongan dari Allah.

Sampai akhirnya, pada tahun 1948, orang-orang Yahudi tersebut mendirikan sebuah negara Zion di daratan Palestina. Mereka percaya, wilayah Palestina adalah “wilayah yang diperjanjikan”, seperti yang tertuang dalam Kitab Taurat. Awal mulanya, wilayah negaranya hanya sempit di Palestina. Namun kini, justru terbalik. Wilayah Palestina berhasil mereka caplok dan hanya menyisakan sedikit untuk Palestina. Mereka menamakan negara tersebut dengan “Israel”. Hati-hati menyebutkan kata Israel, apalagi ketika kita menyumpahi pembantaian mereka atas kaum Muslimin Palestina. Sebab, kata Israel atau Israil dalam Al Qur’an merujuk kepada Nabi Ya’kub AS. Jangan sampai karena salah penyebutan, yang sebenarnya kita mengutuk para Zionis itu, malah kita mengutuk seorang Nabi yang dimuliakan Allah, Nabi Ya’kub AS. Bisa saja, ini adalah taktik dari kaum Zion itu untuk mengaburkan fakta dan agar mereka aman dari kutukan dunia.


Lanjutkan baca: Dari Dzulkarnain sampai Hari Akhir (2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar