Bertemu Tujuh Kurcaci
Kata orang, jika
kita bepergian ke suatu tempat dengan tujuan baik, kita akan dipertemukan
dengan orang baik pula. Demikian halnya dengan pendakian kali ini. Seperti yang
telah saya ceritakan di awal, saya kecewa dengan formasi naik gunung ini: 5
perempuan 1 laki-laki. Sungguh formasi yang tidak ideal untuk naik gunung. Saya
sendiri tidak kuat untuk membawa beban yang terlalu berat, jadi saya menolak
untuk membawa tenda. Padahal, kami harus membawa dua tenda. Akhirnya Alin
bersedia untuk membawa tenda, tetapi rangkanya dibawa Mas Roni.
Ya sudah, nothing to lose aja. Insya Allah akan
ada pertolongan Allah. Kami pun berangkat dengan pede, sampai akhirnya kami
bertemu dengan tujuh laki-laki alumni BSI angkatan 2010 dan 2011 di mobil pick
up dari Cisurupan menuju Camp David. Mereka adalah Blek, Jojo, Dheo, Tebe,
Nana, Fadli, dan Agung. Kami pun akhirnya bergabung dengan mereka.
Setapak demi
setapak lereng Gunung Papandayan kami daki. Mereka bertujuh terus menguatkan
kami tanpa henti, terutama pada anggota yang baru naik gunung untuk pertama
kali.
Siang hari, kami
mendirikan dome dan memasak. Kami
mengeluarkan perbekalan yang kami punya, demikian juga dengan mereka. Luar
biasa perbekalan mereka. Ada yang membawa sarden, kornet, sayap ayam, dan
berbagai camilan. Tidak peduli siapa kami, tidak peduli sejak kapan kita
berkenalan, tidak peduli pula agama dan suku bangsa, kami ber-13 telah menyatu.
Akhirnya aib mereka pun satu per satu terkuak tanpa adanya filter: perang
kentut. Astaghfirullah nih bocah-bocah. Saking seringnya kami mendengar suara
kentut, suara ritsleting dome saja
dikira kentut!
Satu per satu
pula kepribadian mereka mulai terlihat. Jurus paling manjur untuk melihat
karakteristik seseorang adalah dengan mengajaknya naik gunung. Sebab, di saat
lelah mendera, sifat asli seseorang akan terungkap. Namun dari mereka, saya tidak
melihat ada sifat yang aneh, justru sebaliknya, mereka luar biasa. Saya pikir
mereka hanyalah rombongan anak alay yang baru terserang euforia naik gunung.
Ternyata, mereka setrong, bahkan membawakan carrier Devi yang tingginya
melebihi setengah dari tinggi badan Devi. Saya pikir mereka hanyalah anak muda
yang suka membuang puntung rokok sembarangan di gunung. Ternyata, tidak satupun
dari mereka yang merokok. Saya pikir mereka hanyalah anak muda yang naik gunung
karena stress pacarnya ngambek. Ternyata, tidak satupun dari mereka yang
mempunyai pacar. Saya pikir pula, mereka akan meninggalkan kami di jalan.
Ternyata, mereka sangat perhatian. Masya Allah, masih ada manusia di dunia ini
yang baru saja berkenalan dengan orang baru, tetapi dengan tulus ikhlas
membantu.
Pada waktu sesi
malam keakraban, mereka bercerita tentang pengalaman hidup mereka. Luar biasa
perjuangan mereka. Mereka juga shalih. Shalat lima waktu tidak mereka
tinggalkan, meskipun air wudhu jauh dari jangkauan. Mereka juga berprinsip:
“jomblo sampai halal”. Satu hal yang paling membuat saya tenang, tujuan awal
saya naik gunung adalah untuk mencari udara segar. Impian saya ini akan hancur
jika di gunung nanti bertemu dengan asap rokok. Alhamdulillah, mereka sama
sekali tidak merokok.
Begitulah kisah
perkenalan kami dengan tujuh pemuda yang siap membangun bangsa ini. Karena
tingkah mereka yang sangat menghibur dan kebetulan saya sedang penat dengan
berbagai pekerjaan, saya menyebut mereka dengan panggilan “Tujuh Kurcaci”. Ibaratnya, saya adalah Snow White yang lari dari
masalah di kerajaan ke hutan belantara, kemudian bertemu dengan tujuh kurcaci
yang siap menghibur dan membantu.
7 kurcaci, ki-ka: Fadhli, Nana, Tebe, Blek, Dheo, Jojo, Agung |
Ada pesan Alin
yang menarik di grup Whatsapp: “kalau ada calon mertua atau calon pasangan yang
meragukan kalian, silakan kasih nomor kami”. Ya, kami siap bersaksi atas
kecihuyan kalian.
Oh iya, satu
info penting, sebelum mendaki Papandayan ini, mereka telah membuat akun
Instagram “pendakicihuy”. Silakan
difollow
Terima kasih
tujuh kurcaci, meskipun kita gagal muncak, kalian telah membuat perjalanan ini
lebih berarti.
Cekidot, teaser
perjalanan ini: https://www.youtube.com/watch?v=WLC-yFMhXQo
Video
fullnya sedang dalam pengerjaan Divisi IT Pendaki Cihuy: Nana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar