Sabtu, 16 Januari 2010

Bahaya mengumpat

Misuh alias mengumpat. Kegiatan ini sudah jadi hobby kita, secara sadar maupun nggak sadar, keras maupun lirih, dengan kata-kata bersih atau kotor. Tapi, emang udah peyorasi ya, yang namanya misuh itu pasti kata-kata kotor. Klo kata2 baik itu namanya bukan misuh, tapi istighfar, hehe ..

Kenapa sich kita harus misuh? Orang2 biasa melakukannya buat melepas penat, amarah, kecewa, sedih, de el el. Rasanya puas gitu ya klo abis misuh. Hasrat mulut kotor kita tersalurkan. Rasanya plong. Ada juga orang yang misuh tanpa pandang bulu, langsung ditujukan ke muka orang lain yang dimarahinya. Sungguh menyakitkan. Tapi ada juga misuh yang udah jadi hobby. Ada kan, kota yang terkenal dengan bahasa misuhnya masing-masing. Mungkin udah jadi hukum kebiasaan kali ya, yaitu kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang dan diterima oleh masyarakat.

Aku sedih aja denger katanya seorang ustadz waktu penutupan AAI. Kata beliau, kota yang paling sering ngumpat/misuh adalah Jogja. Nama-nama hewan di Kebun Binatang di Gembiraloka atau di kandang Pak Tani pun dikeluarkan. Wah, sebagai warga Jogja yang selalu menjaga nama baik Jogja dan kebudayaannya (lebay mode: on), aku nggak terima Jogja dianggap sebagai kota misuh. Jogja kan kota pelajar, kota budaya, kota yang terkenal santun, tutur kata dan perilaku masyarakatnya lembut dan halus (kapas yak ?). Aduh, mencoreng nama Jogja aja nich pisuh-pisuhan itu.

Tapi tahukah kalian teman-teman, kalo kita misuh, kita udah mengusir malaikat-malaikat yang menemani kita. Beberapa hari yang lalu, ak nonton sebuah acara di ANTV, tentang bahayanya misuh. Pak Ustadz bercerita tentang sahabat Rasulullah SAW yang misuh. Kurang lebihnya, gini ceritanya.
Suatu hari, sang sahabat sedang bersama Rasulullah. Lalu, ada orang kafir yang memaki mereka. Sang sahabat membalas makian orang kafir tersebut. Tanpa berkata apapun, Rasulullah meninggalkan sang sahabat. Sang sahabat bingung, dikiranya, Rasulullah marah padanya, kemudian dia mendekati Rasulullah. "Ya Rasulullah, marahkah engakau denganku? Tapi orang kafir itu sungguh keterlaluan." Rasulullah balik bertanya,"Apa kamu sudah tenang sekarang?" "Sudah ya Rasulullah." Rasulullah melanjutkan,"aku tidak marah padamu, tapi aku ingin menghindari syaitan. Tahukah kamu, ketika mereka memakimu, malaikat-malaikat datang mendoakanmu supaya kamu tetap sabar dan tegar. Namun ketika kamu tidak bisa sabar, marah, dan membalas memaki mereka, malaikat-malaikat pergi meninggalkanmu dan gantian syaitan-syaitan yang ada di sampingmu. Maka dari itu, aku juga pergi meninggalkanmu."
Sang sahabat itu langsung istighfar.

Hmmm... Gimana, masih mau misuh? Masih pengen marah? Eh, aku ngomong gini bukannya aku sok sempurna nggak pernah misuh. Aku pun pernah. Tadi siang contoh konkretnya. Mulutku udah terlanjur ngucap pisuhan favoritQ : "k**pr*t", hehe. Ah, masa ada pisuhan favorit sich? Astagfirullah... Tadi bener-bener out of control, aku nggak inget ceritanya Pak Ustadz tu, padahal aku tahu sebelumnya. Tapi, sekarang janji dech, akan mencamkan baik-baik cerita itu di dalam sanubariku, jangan sampai aku misuh lagi. Klo mau misuh, ati-ati aja dech, malaikat pada bubaran, gantian syaitan yang mengerumuni kita. Mau? Nggak lah, bisa-bisa aku didoain yang enggak-enggak sama syaitan. Naudzubillahimindhalik.

Terus soal marah, no more dech. Kan Rasullah pernah bersabda dalam hadist keenam belasnya:

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa sallam : (Ya Rasulullah) nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu marah. Beliau menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda : Jangan engkau marah.

(Riwayat Bukhori )


Terus gimana donk cara menghilangkan marah?

1. Duduk, hirup napas dalem-dalem, keluarkan pelan-pelan.

2. Klo masih marah, berbaringlah.

3. Bebaring masih marah? Wudhu, seger kan ..

4. Masih marah yak? Shalat sunat 2 rakaat ajah.

5. Masih marah juga?? Ampun dech....... Ati-ati aja, syaitan udah bercokol di dadamu.

Berdoalah : A'udzubillahiminasy syaithannirrajim. Allahumaghfirli dhanbi wadh hab ghaidla qalbi wa ajirni minasy syaitanirrajim.

Artinya : Aku berlindung diri dengan Allah dari syaitan yang terkutuk. Ya Allah, ampunilah dosaku, dan hilangkanlah kepanasan hatiku dan lepaskanlah daku dari syaitan yang terkutuk.

amin..

2 komentar:

  1. didoakan yang enggak2 sama setan? masalahnya apa doa setan itu dikabulkan?? haha.. btw bagus postingannya. maknanya ngga sesederhana temanya.. salam :)

    BalasHapus