1. Jika objek yang harus dibayar adalah plastik, bagaimana dengan
plastik kemasan makanan, mie, minyak goreng, sabun, dll?
Jika bungkus kemasan dikenakan bayar, tentu harga barang akan naik.
Setiap orang pasti tidak mau hal tersebut terjadi. Jika Anda berpikir bahwa hal
tersebut tidak masalah agar semua plastik yang dikenakan bayar dipukul rata
sehingga terjadi pengurangan penggunaan plastik, pikirkan lebih dalam lagi.
seputarhargaterkini.com |
Anda mau membeli minyak goreng tanpa pembungkus? Di desa, kita bisa
menemukan penjual minyak goreng literan. Pembeli cukup membawa botol kosong yang
akan diisi minyak goreng dengan volume sesuai yang diinginkan
pembeli. Bagaimana dengan membeli minyak goreng di supermarket? Mana ada minyak
goreng literan di sana. Pembeli di pasar modern pun pasti ogah membawa botol
kosong. Untuk alasan praktis, pabrik minyak goreng telah mendesain refill package dengan bungkus plastik.
Hal tersebut juga berlaku untuk kemasan lain, seperti makanan, sabun,
dan semua barang. Jika Anda secara total menolak plastik, beli saja barang
tersebut dari pabriknya langsung dan bawa pembungkus sendiri.
Mengapa hanya tas kresek yang dikenakan bayar? Sebab, masih tersedia
alternatif untuk mengganti tas kresek dengan tas yang lain sedangkan bungkus
kemasan tidak. Gunakan cara praktis jika memang tidak ada alternatif solusi
lain. Contohnya, food delivery service yang
praktis cukup disukai oleh masyarakat
akhir-akhir ini. Gunakan jasa pengiriman makanan dalam kondisi darurat misalnya
jika memang di tempat Anda benar-benar tidak ada makanan lain atau cuaca sedang
tidak bersahabat. Jika masih ada kantin yang lebih ramah di kantong, mengapa
harus menggunakan jasa pengiriman makanan? Jangan biasakan hidup kita dengan
kemanjaan.
Untuk mengganti bungkus kemasan dengan pembungkus lain, hal tersebut
sangat mustahil dilakukan. Kita tidak dapat menolak sampah dari bungkus plastik
kemasan tersebut. Maka, dibutuhkan ide cerdas untuk mengolahnya agar tidak
menjadi sampah sia-sia, seperti menjadikannya kerajinan tangan, tas, pot
tanaman, dan lain-lain. Jika tidak dapat melakukannya, kita dapat menabungnya
di bank sampah atau diberikan kepada pemulung. Pastikan bungkus plastik jatuh
pada orang yang tepat agar bungkus tersebut tidak menjadi sampah sia-sia, juga
agar bungkus tersebut dapat menghidupi banyak jiwa.
Instagram: @cipukoya |
2. Untuk apa uang hasil penjualan kantong plastik seharga @ Rp 200,00
tersebut?
Menurut seorang teman dari Direktorat Pengelolaan Sampah KLHK,
perusahaan ritel minimarket, supermarket, dan hypermarket membeli tas kresek
dari pihak lain. Sebelumnya, tas kresek tersebut diberikan secara gratis. Namun
kini, tas kresek tersebut dijual dengan harga @ Rp 200,00. Maka, hasil
penjualan dari tas kresek tersebut menjadi keuntungan perusahaan ritel. Kita
dapat meminta pertanggungjawaban lingkungan kepada perusahaan ritel agar mereka
dapat menggunakan uang hasil penjualan kantong
plastik untuk kegiatan-kegiatan lingkungan. Pemerintah, terkhusus KLHK
dengan Direktorat Pengelolaan Sampahnya harus terus mengawasi pelaksanaan kantong
plastik berbayar ini dan mengevaluasinya.
Empat hal di atas adalah pertanyan-pertanyaan yang masih menjadi
perbincangan di kalangan masyarakat. Sebenarnya, gol dari kebijakan ini bukan
pada ‘denda’ agar masyarakat berkeberatan untuk memakai kantong plastik, namun
agar masyarakat lebih mencintai lingkungan dengan sepenuh hati. Saatnya kita
mengubah kebiasaan hidup praktis yang masih memiliki alternatif solusi demi
bumi yang semakin renta ini. Semoga ‘Indonesia Bebas Sampah 2020’ bisa
terwujud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar