Akhir musim 2009-2010, bursa transfer pemain sepak bola pasti ramai. Apalagi, akhir musim ini ada ajang sepak bola antarnegara terbesar di dunia, yaitu Piala Dunia 2010. Permainan seorang pemain ketika membela negaranya di Piala Dunia tentu menjadi pertimbangan para manajer klub untuk belanja pemain.
Pemain yang paling sering diberitakan akan diincar adalah Cesc Fabregas yang diincar klub raksasa Spanyol, Barcelona. Sempat suatu hari Fabregas menyatakan bahwa dia tertarik ingin bermain bersama Barcelona. Hal ini tentu tak ingin disia-siakan oleh pelatih Barcelona, Pep Guardiola. Namun, Arsene Wenger dengan tegas menolak pinangan Barcelona dan mematok harga 50 juta Euro. Barcelona pun menyerah, mereka tidak akan kehilangan akal sehatnya hanya untuk menggaet seorang Fabregas. Alhamdulillah.....
Melihat cemerlangnya aksi Fabregas di Piala Dunia 2010, Arsene Wenger akan terus memagari Fabregas agar tidak diincar klub lain, yaitu dengan cara menaikkan tarif harga jual Fabregas. Namun, saya sangat tidak suka melihat berita di Sport7 hari Rabu dan berita-berita di koran, internet etc sejenisnya tentang perayaan kemenangan Spanyol di Piala Dunia. Bukan karena ngiri sama Spanyol karena telah mengalahkan Jerman di semifinal, tapi karena Fabregas dipaksa Puyol untuk memakai kaos Barcelona dan Fabregas pun hanya tertawa. Sebenarnya dia tidak mau memakainya, namun akhirnya pasrah juga. Fans Arsenal manakah yang tidak meradang melihat kejadian itu?? Puyol, Xavi, Iniesta, dan Pique sangat mengharapkan Fabregas akan pulang kampung ke Barcelona, mengingat dulu Fabregas adalah jebolan akademi sepak bola Barcelona ketika mulai berusia 13 tahun. Di sana, dia bertemu Messi, maka Messi juga sangat senang jika teman lamanya tersebut bersedia untuk kembali ke almamater. Namun perlu diingat, Di Barcelona, Fabregas kalah bersaing dengan pemain lainnya. Maka dari itu, Wenger memboyongnya ke Arsenal dan dikembangkan. Maka jadilah Francesc Fabregas yang seperti sekarang, seorang gelandang muda The Gunners yang tidak hanya sebagai pengatur serangan Arsenal, tetapi juga pemacu semangat teman-temannya, mengingat dia adalah seorang kapten. Jadi, siapakah yang lebih berjasa membesarkan Fabregas?
Di Piala Dunia kali ini (seperti yang saya post di artikel terdahulu), saya mendukung Jerman dan Spanyol. Spanyol karena ada Fabregas. Namun, mind set saya berubah ketika Spanyol mengalahkan Jerman di semifinal. Guys, di final Piala Eropa 2008, Spanyol mengalahkan Jerman juga. Kekalahan 2x dari Spanyol di ajang besar sepak bola rasanya cukup bagi saya untuk mencintai Spanyol, dan cukup menyakitkan. Apalagi, Spanyol berisi para punggawa Barcelona, klub yang sangat gencar mengintai Fabregas. Namun, saya mencoba berpikir jernih. Fabregas adalah salah satu pemain Spanyol yang dibawa oleh Vincente Del Bosque ke Afrika Selatan. Jika kamu benci Spanyol, apakah otomatis kamu juga benci Fabregas, Puk? Oh tidak! Sulit bagi saya untuk membencinya, haha.
God!! Saya akui penampilan Fabregas di Piala Dunia ini memang impresif (dan makin ganteng, haha). Dari 7 laga yang dilakoni Spanyol, Fabregas selalu menjadi pemain pengganti. Itupun tidak bermain di setiap laga, hanya saat laga melawan Honduras, Paraguay, dan partai final, melawan Belanda. Namun, ketika sudah masuk lapangan, lapangan tengah seolah memanas dan kiper lawan harus berhati-hati. Ketika laga melawan Paraguay, Fabregas kerap melakukan tembakan ke arah gawang Paraguay sebanyak...(berapa kali ya, lupa, hehe). Gol David Villa pun tercipta setelah Fabregas masuk dan ikut membantu serangan. Sebelumnya, Spanyol mengalami kebuntuan. Nah, laga yang paling membuat saya gigit jari dengan ulah Fabregas adalah laga final. Fabregas juga sering melakukan tembakan ke gawang Stekelenburg dan yang paling bisa dikenang adalah, gol tunggal kemenangan Spanyol yang dilesakkan oleh Iniesta adalah assist langsungdari Fabregas. Padahal, saya berharap agar Belanda bisa membalas dendam saya pada Spanyol. Sampai akhirnya, saya update status facebook seperti ini:
Saya memang CINTA Fabregas, tapi TIDAK saat membela Spanyol. Yawdah, asalkan Fabregas senang, saya juga........ARRGGH, MASIH NGGAK TERIMA SPANYOL MENANG!!!!
Itulah luapan emosi saya, antara kecewa, marah, tapi pada pemain yang saya suka. Gimana ya, jadi marahnya tidak bisa marah total. Marah, tapi sekaligus bangga, akhirnya Fabregas bisa dikenang dunia, ternyata tidak selamanya pemain yang sering duduk di bench pasti pemain yang buruk. Saya hanya mengambil sisi positif dari kemenangan Spanyol, yaitu semangat kemenangan Piala Dunia ini bisa dibawa Fabregas ke Arsenal, agar Arsenal musim depan bisa menjuarai paling tidak satu tropi Liga Inggris, Piala FA, Piala Carling, dan Liga Champions.
Nah, untuk menjawab judul artikel ini, begini. Pemain favorit saya dulu sebenarnya Michael Ballack because of Piala Dunia 2002. Untuk klub, saya suka Arsenal dan kaptennya, Thiery Henry. Waktu itu, Arsenal masih bermarkas di High Bury dan bersponsor O2. Fabregas baru datang dari Barcelona dan skillnya masih belum begitu terasah karena masih sangat muda, 16 tahun. Kemudian, semakin lama semakin matang dan sering dimainkan. Banyak berita menyebutkan, Fabregas akan menjadi peluru hebat Arsenal di masa depan. Dan memang terbukti. Bahkan, mulai musim 2009-2010, dia didaulat untuk mengemban amanah sebagai kapten, jabatan yang tidak mudah didapatkan oleh seorang pemain di klub asal London ini.
Di Piala Dunia 2006, Fabregas menjadi kandidat Pemain Muda Terbaik bersama Lukas Podolski (Jerman), Christiano Ronaldo (Portugal), Lionel Messi (Argentina), yang 2 lupa. Waw, pemain-pemain itu sangat cemerlang saat ini. Namun, saya lebih menjagokan Podolski karena dari Jerman, dan ternyata memang terpilih. Setelah Piala Dunia selesai, saya mulai menyukai Fabregas karena setelah Arsenal berpindah markas ke Emirates Stadium, permainannya lebih matang dan semakin dewasa, semakin tampan (yang ini penting ya? Haha, dasar cewek). Wenger memang sangat hobby mengembangkan pemain muda dan Fabregas salah satu produknya. Oya, saking gilanya, nick Friendster saya adalah: Adha Fabregas Soler. Cari saja di FS, tapi tidak pernah saya utak-atik lagi. hahahaha :p
Anyway, I don’t love Fabregas at all. Aku nggak suka waktu selebrasi kemenangan Spanyol di Madrid. Saya lihat videonya di soccermaniax.com, di video itu terlihat para pemain timnas Spanyol dan staff sedang merayakan kemenangan, lalu terlihat Gerard Pique mabuk, dibisiki Fabregas. Fabregas menunjuk salah seorang staff di depannya, sepertinya dia menyuruh Pique untuk melakukan sesuatu pada orang tersebut. Kemudian, Pique meludahi staff tersebut. Lalu, mereka berdua tertawa dan bersembunyi di tengah kerumunan. Sungguh tindakan yang tidak pantas!! Duh, sayang sekali videonya nggak bisa saya upload. Maaf, pembaca.
Ya sudah, intinya, tak ada manusia sempurna. Seganteng apapun Fabregas, dia juga punya keburukan. Manusia sempurna hanyalah Rasullah, ya nggak Ukhti dan Akhi? Makanya kita contoh akhlak beliau. Hmmm, yang saya harapkan dari Fabregas, semoga semangat kemenangan Piala Dunianya bisa dibawa ke Emirates Stadium agar Arsenal bisa menjuarai Liga Inggris, Piala FA, Piala Carling, dan tentu saja tropi paling bergengsi di Eropa, Liga Champions.
Cipuk cemas haha :v
BalasHapus