Hari Sabtu, nonton program baru Metro TV yang dipadu oleh Yovie Widianto, bernama “Idenesia”, ide untuk Indonesia. Tema Idenesia kali adalah peran lirik dalam ebuah karya musik, menghadirkan 3 musisi yang memiliki karakter masing-masing dalam mencipta lagu. Mereka adalah Badai Kerispatih, Fariz MS, dan Maia Estianty.
Badai Kerispatih, yang selalu membuat lagu yang melow romantis untuk Kerispatih, berdasarkan kondisi sekitarnya. Misalnya, ketika sedang patah hati, atau dari curhatan teman. Jadi, Badai membuat lirik dulu, baru musik. Musik akan menyesuaikan dengan liriknya. Kemudian Fariz RM, penyanyi kawakan yang kondang di tahun 80-an berkat lagu Barcelona dan Sakura, membuat lagu diawali dengan musik. Lirik akan menyesuaikan. Dia punya tips, sebaiknya lagu itu bukan dihapal liriknya, tapi hafalkan cerita dari keseluruhan lirik. Pernah, ketika manggung dia lupa lirik. Lalu dia hanya mengarang-ngarang lirik saja, yang penting tidak melenceng dari maksud lirik lagu secara keseluruhan. Kemudian Maia, berbeda lagi dalam membuat lagu. Ciri khas dari lagu yang dibuat oleh Maia adalah liriknya lugas dan spontan. Misalnya, “Teman Tapi Mesra”, “Lelaki Buaya Darat”. Lirik-lirik yang spontan ini dibuat sesuai perkembangan kondisi sosial ketika membuat, maka dibuat dengan bahasa yang mudah ditangkap.
Kemudian, mereka bertiga diminta oleh Yovie untuk membuat lagu secara singkat, maka akan terlihat ciri khas masing-masing. Tentu saja, Badai tetap berlirik romantis dan musik yang melow. Kemudian, Maia membuat musik lebih ceria dengan lirik yang mudah dicerna karena dengan bahasa sehari-hari. Adapun Fariz RM, musiknya seperti musik era 80-90-an, dan dengan lirik yang puitis dan penuh personifikasi.
Well, itu tadi gambaran tentang musisi-musisi pembuat lagu. Ada yang membuat lirik dulu, ada juga yang dari musik dulu. Kalau saya, saya lebih condong ke Fariz RM. Dalam membuat lagu, saya lebih suka membuat konsep musiknya dulu, baru lirik. Lirik-lirik dari lagu yang saya buat sering berubah-ubah, sebab selalu saya sesuaikan dengan musiknya. Adapun musiknya tidak pernah berubah. Maka, saya memasukkan lirik yang pas. Jika lagunya ceria, saya masukkan lirik yang bertema gembira, kalau musiknya melow, saya kasih sedikit lirik “galau”, hehe. Jadi, tak peduli apa yang terjadi di luar, yang penting musiknya begini.
Inilah hobi saya akhir-akhir ini. Mencipta lagu! Saya memang tidak punya target untuk menjadi penyanyi yang membawakan lagu sendiri. Saya hanya mengunggah video piano instrumentalnya ke Youtube, siapa tahu ada orang yang suka dengan lagu saya, lalu lagu saya dibeli, dan...terkenal! hahaha. Ngimpi! Well, tapi konsep bermusik saya seperti Dewiq. Dia hanya menyetor lagu ciptaan, tidak menyanyi. Mmmm, suara saya kurang bagus untuk menjadi penyanyi, haha.