Baru saja ada update-an artikel
menarik di sebuah web suatu organisasi. Saya pun semakin paham apa yang ada di
balik konspirasi yang telah mendunia ini. Di dalam artikel tersebut dijelaskan
tentang kisah Dzulkarnain dengan hubungannya antara Ya’juj, Ma’juj, dan
Zionisme. Namun, saya menghubungkannya sampai hari kiamat. Memang, perlu
dirunut cukup jauh antara Dzulkarnain dan Zionisme, apalagi sampai hari kiamat.
Namun, kita perlu berhati-hati akan hal ini.
Kisah tentang Dzulkarnain,
seorang raja yang telah Allah berikan wilayah kekuasaan yang terbentang dari
timur sampai barat (Media dan Persia), dapat kita baca dalam Surat Al Kahfi
ayat 83-99. Dalam ayat-yat itu diceritakan perjalanan yang ditempuh oleh
Dzulkarnain, sampai akhirnya ia bertemu dengan kaum yang tidak ia mengerti
bahasanya. Kaum itu mengatakan bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah orang yang suka
membuat kerusakan di bumi. Kemudian, Dzulkarnain meminta bantuan kaum itu untuk
membuat dinding penghalang dari Ya’juj dan Ma’juj. Selama dinding itu masih
kokoh, manusia akan aman, seperti yang tertulis dalam Al Kahfi ayat 98-99:
“Dia (Dzulkarnain) berkata: Dinding ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka
apabila janji Tuhanku sudah datang, Dia akan menghancurluluhlantakkannya. Dan
janji Tuhanku itu benar. Dan pada hari itu Kami biarkan Mereka (Ya’juj dan Ma’juj)
berbaur antara satu dengan yang lain, dan (apabila) sangkakala ditiup (lagi),
akan Kami kumpulkan mereka semuanya.”
Suatu hari, ketika tidur di rumah
Zainab, Rasulullah SAW bermimpi dan terbangun tiba-tiba. Muka beliau merah dan
bersabda, “celakalah Bangsa Arab karena
keburukan yang semakin dekat. Hari ini terbuka dinding Ya’juj dan Ma’juj.”
Ya, kini, dinding Ya’juj dan
Ma’juj itu telah terbuka. Sudah pasti, Ya’juj dan Ma’juj ini akan membuat
kerusakan. Kekuatan dan kecerdasan mereka memang unggul, sepadan dengan
Dzulkarnain dan pasukannya. Kini, Ya’juj dan Ma’juj hadir dalam bentuk lain. Rasulullah
SAW pernah bersabda bahwa nanti, Nabi Isa bin Maryam akan membunuh Dajjal di
pintu ludd Allah dan memerintahkan beliau untuk membawa orang-orang beriman
naik ke bukit Thur.
Dalam Surat Al Kahfi tersebut,
Dzulkarnain membangun dinding di dekat laut berlumpur hitam di dekat pegunungan.
Dalam konteks saat ini, Ibnu Katsir menafsirkan lumpur hitam yang dimaksud
adalah Laut Hitam. Kemudian, Syekh Muthawali Asy-Sya’rawi menafsirkan
pegunungan tersebut adalah Pegunungan Kaukasus yang terbentang antara Laut
Hitam dan Laut Kaspia. Pegunungan ini memisahkan Benua Asia dengan Eropa. Maka,
lebih tepatnya di daerah Eropa Timur. Adapun menurut penelusuran sejarah,
bangsa yang tinggal di Pegunungan Kaukasus adalah Bangsa Khazar.
Bangsa Khazar adalah bangsa
penganut animisme, menyembah nenek moyang. Kini, mereka beragama Yahudi dan
Nasrani. Padahal, Yahudi adalah agama darah. Setiap orang yang merupakan
keturunan Yahudi pasti bangga akan darahnya karena merasa bahwa darah Yahudi
adalah darah yang terbaik. Maka, jangan heran jika di sebuah album Dewa 19,
Ahmad Dhani mengungkapkan rasa bangganya, “thanks
to Kohler, thanks for the blood.” Sebagai tambahan, kakek Dhani dari
ayahnya adalah warga negara Jerman beragama Yahudi. Inilah yang menyebabkan di
setiap album Dewa banyak terdapat simbol-simbol Yahudi yang mengarah ke
Freemason. Hati-hati!
Kembali ke permasalahan siapa
sebenarnya Ya’juj dan Ma’juj saat ini. Bangsa Khazar yang telah memeluk Yahudi
dan Nasrani bertebaran di seluruh dunia. Orang Yahudi yang asli sebenarnya
identik dengan orang Arab. Namun, kini kita banyak menemui orang Yahudi
berkulit putih layaknya orang Eropa. Kita juga bisa melihat para Zionis negara
Israel berkulit putih. Mereka adalah orang Yahudi yang bermigrasi dari Eropa ke
Palestina.
Jika kita mengetahui kisah Nabi
Sulaiman AS dan Nabi Daud AS, kita akan tahu bahwa sebenarnya orang Yahudi saat
ini sangat jauh berbeda dengan orang Yahudi pada masa Nabi Sulaiman AS dan Daud
AS. Pada saat itu, mereka adalah orang yang beriman kepada Allah dan kitab
Taurat. Allah menganugerahkan kekuasaan dan kekayaan kepada Nabi Sulaiman AS. Seluruh
jin tunduk padanya. Bahkan, jin saja sampai tidak mengetahui perkara yang
ghaib. Pada masa pemerintahan Nabi Sulaiman AS, dibangun Baitul Maqdis
(Masjidil Aqsha) sejak tahun keempat pemerintahannya. Suatu hari, Nabi Sulaiman
ingin dibangunkan sebuah bangunan yang tinggi. Jin-jin pun menurutinya. Sampai
pada akhirnya, malaikat Izrail datang untuk mencabut nyawa Nabi Sulaiman yang
sedang duduk bersama tongkatnya. Karena jin-jin tidak mengetahui perkara yang
ghaib, mereka tidak tahu jika Nabi Sulaiman telah meninggal. Mereka baru
menyadari ketika tongkat Nabi Sulaiman AS telah rapuh dimakan rayap. (QS Sabaa’
ayat 14).
Sepeninggal Nabi Sulaiman AS,
jin-jin dan kaumnya tercerai-berai, termasuk kaum Yahudi. Mereka kembali kepada
tabiat lamanya, yaitu menyembah berhala dan berbuat kemurkaan lain. Mereka juga
membuang kitab Taurat dan menggantinya dengan kitab Talmud yang hanya berisi
angan-angan dan lebih banyak pada pemujaan kepada Yahweh dan setan. Maka, jika
kita menghubungkan antara Yahudi dan penganut satanisme, Freemason, Illuminati,
pasti ada hubungan yang sangat dekat. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam
banyak ayat di Al Baqarah, bahwa Yahudi itu memang munafik. Janganlah kita
percaya pada mereka jika kita masih ingin mendapatkan pertolongan dari Allah.
Sampai akhirnya, pada tahun 1948,
orang-orang Yahudi tersebut mendirikan sebuah negara Zion di daratan Palestina.
Mereka percaya, wilayah Palestina adalah “wilayah yang diperjanjikan”, seperti
yang tertuang dalam Kitab Taurat. Awal mulanya, wilayah negaranya hanya sempit
di Palestina. Namun kini, justru terbalik. Wilayah Palestina berhasil mereka caplok
dan hanya menyisakan sedikit untuk Palestina. Mereka menamakan negara tersebut
dengan “Israel”. Hati-hati menyebutkan kata Israel, apalagi ketika kita
menyumpahi pembantaian mereka atas kaum Muslimin Palestina. Sebab, kata Israel
atau Israil dalam Al Qur’an merujuk kepada Nabi Ya’kub AS. Jangan sampai karena
salah penyebutan, yang sebenarnya kita mengutuk para Zionis itu, malah kita
mengutuk seorang Nabi yang dimuliakan Allah, Nabi Ya’kub AS. Bisa saja, ini adalah
taktik dari kaum Zion itu untuk mengaburkan fakta dan agar mereka aman dari
kutukan dunia.
Lanjutkan baca: Dari Dzulkarnain sampai Hari Akhir (2)
Lanjutkan baca: Dari Dzulkarnain sampai Hari Akhir (2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar