Saya susah, tapi ada yang lebih susah dari saya,
Saya menderita, tapi ada yang lebih menderita dari saya,
Saya sedih, tapi ada yang lebih sedih dari saya,
Saya sakit, tapi ada yang lebih sakit dari saya,
Rupanya saya lebih senang dari mereka.
Rupanya saya lebih bahagia dari mereka.
Rupanya saya lebih gembira dari mereka.
Rupanya saya lebih sehat dari mereka.
Alhamdulillah ya Allah, bersyukur dengan apa adanya kita J
Itulah pesan tausyiyah terakhir
Ustadz Jefri Al Buchori.
Innalillahi wainna ilaihi raji’un.
Telah berpulang ke rahmatullah, Ustadz Jefri Al Buchori atau akrab disapa Uje
pada hari ini, Jumat 26 April 2013 sekitar pukul 2.00 WIB. Jenazah akan
dikebumikan setelah shalat Jumat.
Siapa yang tidak kenal Uje?
Ustadz yang selalu tampil gaul ini dicintai oleh banyak orang. Cara dakwahnya
cerdas, gaul, dan tidak terkesan menggurui. Maka, Uje mudah masuk ke semua
golongan, baik tua maupun muda. Bagi kalangan tua, siapapun mau didakwahi
oleh Ustadz manapun. Namun bagi kalangan muda, mereka pasti berpikir beribu
kali untuk menerima tausyiyah dari seorang Ustadz. Namun, Uje berhasil
menerjang benteng kerasnya hati anak muda dengan cara dakwahnya yang gaul.
Dakwahnya tidak hanya dilakukan
dengan ceramah di mimbar masjid saja. Uje pandai memanfaatkan media yang
tersedia, seperti jejaring sosial, BBM, dan dunia entertainment. Dunia
entertainment yang terkesan penuh dengan kesenangan fana dibalikkan oleh Uje.
Uje menyanyi, berakting di sinetron, dan masuk ke klub motor gede untuk
menyisipkan pesan dakwah. Dianugerahi suara merdu dan wajah yang rupawan,
membuat Uje mudah diterima oleh semua kalangan.
Berbicara tentang kisah hidup Uje
yang penuh liku, membuat kita berkaca. Benar janji Allah, bahwa siapapun yang
ingin bertaubat, Allah pasti mengampuninya. Masa muda Uje yang dihabiskan
dengan kesenangan dunia berupa narkotika, alkohol, dan diskotik diakhiri dengan
masa hidup yang penuh dengan kebaikan.
Dan yang lebih membuat saya
takjub adalah Uje meninggal di hari Jumat, hari yang mulia bagi umat Islam. “Tidaklah seorang muslim yang wafat pada
hari Jumat atau malam Jumat, kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur.”
(HR Ahmad).
Subhanallah!
Pesan tausyiyah terakhirnya yang
saya tuliskan di awal artikel, membuat saya merinding. Betapa kita harus
bersyukur dengan keadaan kita saat ini. Sudah, tidak ada gunanya mengeluh. Ah
Ustadz, ilmu yang kau tularkan sangat bermanfaat bagi umat. Apalagi ditambah
amal jariyah dan doa dari anak-anakmu yang shalih dan shalihah, insya Allah
semakin memberatkan timbangan amal kebaikanmu di Yaumul Mizan nanti.
Sementara itu, sampai detik ini
saya menulis artikel ini, Uje masih hangat dibicarakan di Twitter. Uje saat ini
menempati posisi 2 trending topic Indonesia.
Hal ini memperlihatkan betapa orang baik akan selalu dikenang dan didoakan.
Semoga Uje termasuk dalam barisan
orang-orang yang mati khusnul khatimah, demikian halnya dengan kita nanti. Aamiin.
Selamat jalan, Ustadz Jefri.
meskipun uje telah tiada, namun di hati umat muslim Indonesia akan tetap merasakan kehadiran beliau, entah siapa yang kelak akan dapat setidaknya meneruskan keberhasilan menembus semua lapisan sebagaimana dakwah beliau...........dan entah mengapa, orang baik itu cepat dipanggil oleh Yang Kuasa
BalasHapuskita yang meneruskannya, Jat :)
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus